ADSENSE HERE!
Seorang anak bisa bicara, berhitung, membaca dan sebagainya diawali dengan meniru, melihat, mendengar yang diajarkan oleh orang dewasa. Manusia mahluk sosial, bergaul dan saling berhubungan.
Sebuah negara berkembang, melihat, mendengar, meniru, melakukan studi banding dan akhirnya menerapkan cara-cara negara maju dalam mengelola negaranya
Dalam dunia transportasi negara maju sudah memiliki sistem/management/cara yang modern bahkan canggih.
Misalnya di Jepang, pada tahun 1970an kereta api disana kecepatannya sudah mencapai 200km per jam lebih, bila diterapkan disini sekarang, mungkin rel-rel dan kereta api kita akan berantakan.
Sedikit demi sedikit indonesia pun meniru sistem transportasi negara maju. Seperti kita ketahui di Jakarta sudah ada bis2 ukuran besar yang disebut Trans Jakarta untuk mengangkut manusia lebih banyak, sebagian daerah jabotabek sudah dioperasikan kereta2 listrik.
Nah, tentunya kedepan kita harus siap-siap bahwa untuk memecah kemacetan itu diperlukan kendaraan pengangkut orang berkapasitas banyak. Bisa jadi angkot dan bis mini akan dihapuskan, beca2, ojek2 hanya diperuntukan dalam komplek2 perumahan atau daerah-daerah wisata. Apakah siap? Seperti biasa negeri labil ekonomi dan emosi ini ada pro dan kontra hehe.
Ada orang berpendapat bahwa setiap orang memiliki hak untuk mencari nafkah lalu pemerintah tidak boleh seenaknya menghapuskan lahan pekerjaan suatu golongan masyarakat.
Disini ada kepentingan golongan yaitu para profesi supir angkot, metromini, ada juga kepentingan orang banyak yaitu penduduk kota/kabupaten/rakyat/negara.
Lantas apakah kita akan mengutamakan kepentingan golongan atau kepentingan rakyat banyak?
Pemerintah harus memberitahu, membimbing dan memberikan pilihan jauh-jauh hari kepada masyarakat yang terkena dampaknya. Organda dan organisasi2 nonformal paguyuban sopir angkot misal, didata ada berapa anggota lalu katakanlah akan ada penganggur seribu orang di tiap kota lalu apakah ada pabrik/lahan pekerjaan yang sanggup menerima mereka sebagai karyawan/pekerja?. Bisa juga dari pendapatan akibat dikuranginya subsidi bbm apakah ada dana pinjaman lunak dari pemerintah bagi sopir2 itu untuk diberikan pelatihan dan dijadikan seorang wiraswastawan? Memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak mungkin.
Bila anggota DPR atau sebagian PNS mendapat beragam fasilitas dan menghabiskan uang negara yang berasal dari setoran pajak rakyat yang milyaran rupiah itu, apakah hal yang mustahil untuk membangun pabrik yang akan menyerap tenaga kerja?
Sedikit-demi sedikit bangsa ini harus berubah, bila transportasi lancar, maka anak-anak sekolah lancar, para karyawan, buruh datang tepat waktu, para pelaku usaha tidak akan terjebak macet yang akhirnya menambah biaya angkut barang penyebab ekonomi biaya tinggi.
Sejak tahun 80an saat ponsel, komputer belum ada hingga jaman android seperti sekarang,untuk pergi ke kota Garut tepatnya desa Cikajang saya menggunakan bis lalu disambung oleh elf, jalan macet, tarif elf kadang berubah bila sudah malam hari kadang tidak sampai Cikajang padahal tertulis Bandung-Cikajang, apalagi bila lebaran, tarif naik macet pula, apakah ini sikap umat beragama? Menipu? Memeras penumpang mentang-mentang dibutuhkan? Atau ada oknum yang meminta setoran? sampai kapan Indonesia berantakan dan berkutat terus di masalah mendasar seperti ini? Akhirnya orang berlomba untuk memiliki mobil pribadi sementara jalan tol tak kunjung jadi, rutinitas macet tahunan yang menjadikan bangsa ini lambat.
Bangsa ini tak akan berubah bila warganya tidak lapang hati, berpikir terbuka menerima dan berani mencoba sesuatu yang baru, tapi tetap dijalankan dengan teliti semua rencana sehingga tidak ada lagi demo-demo, salah komunikasi antara rakyat dan pemerintah.
Moga saja transportasi umum semakin aman, nyaman dan terjangkau sehingga mobil pribadi hanya digunakan untuk hari libur saja, diganti oleh bis-bis, kereta-kereta, trem-trem bahkan katanya kota Bandung akan membuat kereta gantung.
Metromini ugal-ugalan masuk kali, juga saya pernah melihat sesama sopir angkot di Purwakarta adu jotos karna ugal-ugalan, sepeda motor kecelakaan karna kebut-kebutan sudah sering saya lihat terutama di Bandung dan Purwakarta, inilah kenyataan-kenyataan yang membuktikan betapa rendahnya disiplin para pengguna jalan.
Bila anda pernah naik sepeda motor atau mobil pada hari kerja di kota Bandung, coba anda rasakan saat pagi atau sore hari, sepeda motor itu ratusan jumlahnya di jalan raya, saat lampu merah menyemut melewati zebra cross bahkan ada yang melewati trotoar, angkot2 dan kendaraan2 pribadi mengantri macet sehingga bbm terbuang percuma.
Proyek Trans Metro Bandung entah kapan tuntasnya, bagaimana kinerja anggota komisi dpr yang mengurusi masalah tersebut? Apakah buntu sehingga tidak dapat diurai dan dipublikasian ke publik mana developer yang tidak becus, dan departemen mana yang harusnya bertanggung jawab?
Untuk fasilitas olahraga dibangunlah stadion gedebage yang menghabiskan dan milyaran.
Apalah artinya bermewah-mewah dan bangga dengan sebuah fasilitas yang tidak berpengaruh pada kehidupan primer sehari-hari.
Sebuah negara berkembang, melihat, mendengar, meniru, melakukan studi banding dan akhirnya menerapkan cara-cara negara maju dalam mengelola negaranya
Dalam dunia transportasi negara maju sudah memiliki sistem/management/cara yang modern bahkan canggih.
Misalnya di Jepang, pada tahun 1970an kereta api disana kecepatannya sudah mencapai 200km per jam lebih, bila diterapkan disini sekarang, mungkin rel-rel dan kereta api kita akan berantakan.
Sedikit demi sedikit indonesia pun meniru sistem transportasi negara maju. Seperti kita ketahui di Jakarta sudah ada bis2 ukuran besar yang disebut Trans Jakarta untuk mengangkut manusia lebih banyak, sebagian daerah jabotabek sudah dioperasikan kereta2 listrik.
Nah, tentunya kedepan kita harus siap-siap bahwa untuk memecah kemacetan itu diperlukan kendaraan pengangkut orang berkapasitas banyak. Bisa jadi angkot dan bis mini akan dihapuskan, beca2, ojek2 hanya diperuntukan dalam komplek2 perumahan atau daerah-daerah wisata. Apakah siap? Seperti biasa negeri labil ekonomi dan emosi ini ada pro dan kontra hehe.
Ada orang berpendapat bahwa setiap orang memiliki hak untuk mencari nafkah lalu pemerintah tidak boleh seenaknya menghapuskan lahan pekerjaan suatu golongan masyarakat.
Disini ada kepentingan golongan yaitu para profesi supir angkot, metromini, ada juga kepentingan orang banyak yaitu penduduk kota/kabupaten/rakyat/negara.
Lantas apakah kita akan mengutamakan kepentingan golongan atau kepentingan rakyat banyak?
Pemerintah harus memberitahu, membimbing dan memberikan pilihan jauh-jauh hari kepada masyarakat yang terkena dampaknya. Organda dan organisasi2 nonformal paguyuban sopir angkot misal, didata ada berapa anggota lalu katakanlah akan ada penganggur seribu orang di tiap kota lalu apakah ada pabrik/lahan pekerjaan yang sanggup menerima mereka sebagai karyawan/pekerja?. Bisa juga dari pendapatan akibat dikuranginya subsidi bbm apakah ada dana pinjaman lunak dari pemerintah bagi sopir2 itu untuk diberikan pelatihan dan dijadikan seorang wiraswastawan? Memang tidak mudah tapi bukan berarti tidak mungkin.
Bila anggota DPR atau sebagian PNS mendapat beragam fasilitas dan menghabiskan uang negara yang berasal dari setoran pajak rakyat yang milyaran rupiah itu, apakah hal yang mustahil untuk membangun pabrik yang akan menyerap tenaga kerja?
Sedikit-demi sedikit bangsa ini harus berubah, bila transportasi lancar, maka anak-anak sekolah lancar, para karyawan, buruh datang tepat waktu, para pelaku usaha tidak akan terjebak macet yang akhirnya menambah biaya angkut barang penyebab ekonomi biaya tinggi.
Sejak tahun 80an saat ponsel, komputer belum ada hingga jaman android seperti sekarang,untuk pergi ke kota Garut tepatnya desa Cikajang saya menggunakan bis lalu disambung oleh elf, jalan macet, tarif elf kadang berubah bila sudah malam hari kadang tidak sampai Cikajang padahal tertulis Bandung-Cikajang, apalagi bila lebaran, tarif naik macet pula, apakah ini sikap umat beragama? Menipu? Memeras penumpang mentang-mentang dibutuhkan? Atau ada oknum yang meminta setoran? sampai kapan Indonesia berantakan dan berkutat terus di masalah mendasar seperti ini? Akhirnya orang berlomba untuk memiliki mobil pribadi sementara jalan tol tak kunjung jadi, rutinitas macet tahunan yang menjadikan bangsa ini lambat.
Bangsa ini tak akan berubah bila warganya tidak lapang hati, berpikir terbuka menerima dan berani mencoba sesuatu yang baru, tapi tetap dijalankan dengan teliti semua rencana sehingga tidak ada lagi demo-demo, salah komunikasi antara rakyat dan pemerintah.
Moga saja transportasi umum semakin aman, nyaman dan terjangkau sehingga mobil pribadi hanya digunakan untuk hari libur saja, diganti oleh bis-bis, kereta-kereta, trem-trem bahkan katanya kota Bandung akan membuat kereta gantung.
Metromini ugal-ugalan masuk kali, juga saya pernah melihat sesama sopir angkot di Purwakarta adu jotos karna ugal-ugalan, sepeda motor kecelakaan karna kebut-kebutan sudah sering saya lihat terutama di Bandung dan Purwakarta, inilah kenyataan-kenyataan yang membuktikan betapa rendahnya disiplin para pengguna jalan.
Bila anda pernah naik sepeda motor atau mobil pada hari kerja di kota Bandung, coba anda rasakan saat pagi atau sore hari, sepeda motor itu ratusan jumlahnya di jalan raya, saat lampu merah menyemut melewati zebra cross bahkan ada yang melewati trotoar, angkot2 dan kendaraan2 pribadi mengantri macet sehingga bbm terbuang percuma.
Proyek Trans Metro Bandung entah kapan tuntasnya, bagaimana kinerja anggota komisi dpr yang mengurusi masalah tersebut? Apakah buntu sehingga tidak dapat diurai dan dipublikasian ke publik mana developer yang tidak becus, dan departemen mana yang harusnya bertanggung jawab?
Untuk fasilitas olahraga dibangunlah stadion gedebage yang menghabiskan dan milyaran.
Apalah artinya bermewah-mewah dan bangga dengan sebuah fasilitas yang tidak berpengaruh pada kehidupan primer sehari-hari.
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment