monolog blog

good wife good life

ADSENSE HERE!




Depan kantorku ada sebuah kampus seluas empat lapang bola lebih malah. Rindang pohon berusia puluhan tahun dan bangunan-bangunan Belanda. Di dalamnya ada masjid dan sekolah dasar, sekolah dasar berarti ada pengantar.


Setelah dhuhur ada seorang ibu muda rupawan berambut merah dengan kaca mata bundar lebar diselip di mahkotanya, berkemeja merah berpadu jins biru muda membungkus erat pinggul dan betis eksotisnya bertas merah berkelas menawan, jarinya putihnya kontras dengan tali sandal merahnya, bertubuh mungil berwajah oriental dengan sapuan tipis blush on di pipi merona bak bintang drama asia yang dulu menjamur.

Dia menjemput anaknya, yang namanya tertempel di stiker di fortuner abunya tanpa sopir.


Ada juga ibu muda sintal putih berlensa kontak biru, tertarik? Agaknya gantungan spion dalam kabin berpolet dua kuning emas di swiftnya harus anda pertimbangkan.


Sayang.... Dulu kau antar jemput buah hati kita dengan sepeda bekas murahan itu. Melewati rumah-rumah bertingkat tetanggamu, mobil seharga ratusan juta teman-temanku…tapi kau ke jalan raya selalu gembira karna selalu saja ada pesanan tas, baju, dsb


Sayang.. ingatkah kau pernah jualan dengan roda beca itu? Di sekolah dasar, waktu itu kita dapat 80 ribu dan uang recehnya dimasukan celengan plastik oleh putri kita.


Aku tak akan memujimu berlebihan, hanya tak ingin lupakan apa yang pernah kau lakukan.
Saat orang lain telah tahunan berponsel pintar, kau baru akhir-akhir ini ber pin bb.


Sayang... entah mengapa dirimu melekat erat pada hatiku, diriku yang sederhana baik rupa dan harta.


Jika  suatu saat harta melimpah dan materi menghujani hanya dengan menunjuk jari, mudah-mudahan dirimu tak berubah, semoga kesabaranmu dicatatNya dan kau termasuk wanita yang bebas memilih pintu surga.
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Copyright © taman senja. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design