monolog blog

jihad

Samar-samar saya ingat memasang piringan hitam pada pemutar bermerek “grundig” yang sebesar bufet tv di tahun 80an. Saat smp/smu tahun 90an saya harus menabung untuk membeli kaset “bon jovi”, kadang membajaknya dengan menggunakan double tape. Sekitar tahun 1995 kadang begadang untuk menonton “alternative nation” di “anteve”. Sekarang sudah ada tv kabel, internet, ponsel  jadi  tontonan semacam itu sudah mudah dan tidak unik lagi.

Sebuah motor/mobil bisa terbeli dari hasil rekaman lagu, ujar tetangga saya yang gitaris sejak tahun 70an.
Sebuah rumah bisa dibangun dari hasil menerbitkan sebuah buku di tahun 70an, sekarang?
Suara drum yang bagus itu berawal dari drum yang bagus, posisi dan mike yang benar juga cara memukul yang benar tapi sekarang? Tinggal membuat skema “midi” di program pc misal lalu pilih ratusan jenis suara drum tanpa perlu sekalipun memukul drum.

Hasil rekaman atau cetakan dibajak dalam sekejap dalam bentuk digital dan jika bosan dengan mudah di “delete” dari pc atau ponsel.  Butuh biaya besar untuk merekam sebuah lagu/musik dsb, memerlukan pita yang mahal jadi seorang musisi/penyanyi/seniman perlu berlatih dulu sebelum rekaman, berbeda dengan sekarang merekam bisa dirumah bernyanyi empat baris “pause” tarik nafas lanjut “record” lagi ambil terbagus lalu unggah di youtube misal, mudah terkenal tapi mudah juga dilupakan karna ada jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia memiliki skill yang sama.

Hampir semua manusia mengenal “bethoven” kenapa? Karna sesuatu yang dibuat tidak dengan asal-asalan pastilah akan gemilang.
Hampir semua orang mengenal pyramid, candi borobudur, lukisan monalisa dan karya-karya fenomenal lainnya, sementara karya masa kini mana yang fenomenal? “windows” bill gates mungkin.

Dalam dunia fotografi pun sama, pada era manual dulu perlu  biaya untuk mencuci, memilah, mencetak foto lalu orang tua kita memajangnya, menyimpannya dalam album dan awet belasan tahun. Kita bisa tahu waktu perayaan usia balita ulang tahun dulu.

Untuk membuat secangkir kopi di tahun 80/90an dimana kompor gas masih jarang, perlu sebatang korek api, kompor minyak tanah dan sebuah panci tapi sekarang hanya perlu dispenser, bahkan anak seusia sd sekarang belum mengerti bagaimana ada air panas dikamar mandi, semua tinggal pasang baik pemanas air bertenaga matahari, gas dsb.

Dalam dunia otomotif juga banyak contoh, mobil eropa/amerika tahun 80/90an plat bodynya 08mm berbeda dengan mobil sekarang yang plat bodynya 0,9mm, tujuannya agar ringan dan ekonomis. Memang mobil sekarang dari segi performa lebih gesit dan irit. Jika anda memiliki sedan tahun 70an seharga rp 50juta lalu dicuri, pastilah akan merasa kehilangan karna sulit lagi mencari pengantinya, berbeda jika anda kehilangan sedan keluaran tahun 2000an walaupun lebih mahal tapi masih banyak penggantinya.

Setiap generasi memiliki keunikan plus minus tapi yang saya rasakan generasi sekarang itu terburu-buru baik secara fisik maupun psikis, saat di jalan raya sepertinya rugi besar jika berhenti sebentar lalu mempersilahkan orang/kendaraan menyebrang.

Karna stress dijalan maka hidup rendah adab, jalan toll dijadikan ajang balap misalnya, ini contok fisik yang jelas kentara sementara contoh psikis yaitu rendahnya tingkat rasa sabar dalam berusaha, berwiraswasta misal kurang tekun sabar meniti setahap-demi setahap.

Anak-anak muda yang sukses mendirikan perusahaan baju, tas, kuliner banyak juga tapi lebih banyak lagi yang asal-asalan dalam hidup, mengunakan waktu seenaknya, membelanjakan uang penuh nafsu padahal barang yang dia beli tidak mengubah/memperbaiki hidupnya.

Semua kembali pada bagaimana kita menghargai hidup ini, jika musisi klasik dahulu menciptakan lagu melegenda mendunia karna bersungguh-sungguh dan karyanyapun tidak sembarangan orang mampu mainkan. Jika orang-orang abad 17/18 mendekorasi bangunan begitu megah dan unik sehingga menjadi impian tujuan wisata jutaan orang. Jika nenek moyang kita meracik “rendang” dengan begitu teliti sehingga makanan ini terkenal ke luar negeri?, 

Semua terjadi karna kita sungguh-sungguh dan menghargai hidup ini

akhir zaman

Katanya kami hidup di ujung jaman, cirinya kami berbeda-beda dan merasa paling benar. Jangankan dengan atheis, seagamapun bisa saling fitnah.
 “benar salah itu harus versi Tuhan”
“benar salah itu bisa versi manusia”.
“harus patuh pada pemimpin selama tidak mengajak kerusakan”
“tidak wajib patuh pada hukum buatan manusia”.

Korbannya adalah orang awam, remaja dan cucu-cucu kami. Mereka tidak tahu pelajaran, hiburan, berita  itu bermanfaat atau tidak. Rakyat pintar bisa saja dibodohi apalagi rakyat sedikit pintar.
Pemuka agama berfatwa dibenci, seniman nyeleneh disukai, pemuka agama dipenjara tidak peduli.
Mengaku budayawan tapi merendahkan martabat
Mengaku cendikiawan tapi memusnahkan peradaban

Ilusi demokrasi....
Kami  memilih pemimpin yang  terlihat baik tapi apakah kawan-kawannya baik?
Kami memilih pemimpin yang terkesan jagoan tapi bisa saja banyak penjahat yang berlindung padanya.

Katanya Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda untuk saling mengenal tapi seringnya perbedaan malah memisahkan.

Waspadalah  oleh tren yang terjadi dan prestasi-prestasi kecil dari dusta besar.
Pembunuh berjanggut adalah virus harus diberangus mati disebar dimedia.
Menjual kekayaan alam dengan licik, membiarkan rakyat hidup seadanya, bukankah pembunuh bangsa?

Muslim percaya, Tuhan itu Allah swt. KuasaNya mampu mengubah nol menjadi satu, kosong menjadi isi, ghaib menjadi rupa tanpa terikat hukum alam, waktu atau unsur apapun hanya dengan “kunfayakun” jadilah....karnanya semua ini ada Hakimnya, tak ada satu atompun yang tak diketahuiNya.

Muslim itu tidak akan bermain-main dengan amanah dan ancaman Allah swt.
Muslim itu tidak akan menukarkan akidah dengan alasan devisa, kearifan lokal. Apalah artinya disebut arif skala lokal tapi porno, vulgar, mubazir, hina secara semesta.
Muslim itu siap ditinggalkan, dikucilkan, toleran bukan kebablasan, memegang kebenaran bahkan dengan geraham apapun resikonya.
Muslim itu tidak menertawakan kebodohan atau tertawa bersama orang bodoh apalagi tertawa karna berhasil membodohi bangsanya.
Muslim itu mengejar ilmu agar bisa menentukan mana manfaat mana mudharat.
Muslim tahu pasti mana harta fana mana siksa selamanya.

Apakah iman kami kuat sehingga kami diberi ujian fitnah ini?
Apakah dosa kami begitu berat sehingga pantas menikmati huru-hara akhir jaman?

double personallity

Sometimes i dream what if  when i wake up in the morning, suddenlly i become a woman? Woman’s body with men’s feeling, sound’s odds right?

I’ve ask my work partner about this then i asked her “how if you become a men in the morning just after woke up with women’s feeling?”
She replied “maybe i will be real men”, then i ask second question “will you interested with women if your feeling still women’s feel?”, she replied “of course i will”.


I didn’t get what i want that time coz, if i became a women with men’s feel, i will feel frigid if a men touch me.
I feel sick if men ask me to date for example coz it’s impossible to falling in love with a man even my body has change to woman’s body because my mind still men.

The case will be much different if someone has really want to change their gender or has dreaming for along time to be a transgender.
She/he must have double personallities.

In my opinion, all of man has another personallity either his/her true personallity.

If men love to dance that’s means he has a little bit feminime  interest but still in normal corridor as long as he do not use charming/cute make up or want to looked girly.

If women love to figthing such as karate for example that’s means she has a masculin space in her deeply heart to protect herself as a selfdefences.


Pour some sugars on black coffee to make it delicious.

karir

karir
Karirnya berawal sebagai sales cat duco, karna penjualan meningkat beranjak menjadi supervisor. Posisi manager hadiah atas kesungguhannya bekerja, sebut saja Adi.

Salah satu pelanggan, sebut saja pak Doris, suatu waktu mengundang Adi berkunjung kerumahnya, disana Adi diakrabkan dengan putrnya yang sering belanja cat ke toko Adi bekerja.

Putri pak Doris kita sebut saja Rani, gadis cantik pemalu mahir memasak, saat Rani sakit pak Doris menyuruh Adi untuk mengantarkannya ke dokter.

Pak Doris : “anak saya cantik ya, suka kan?”
Adi : “wah, saya mah tanah dan bapa langit, saya ngga punya apa-apa”
Pak Doris : “jangan begitu, semua manusia sama derajatnya, harta hanya titipan”

Lajang mana sih yang bisa menolak tapi pak Doris itu orang terpandang karna ilmu agamanya dan tanahnya hektaran di tepian jalan tol juga tersebar di tempat-tempat lain.

Karna pak Doris merasa sreg dengan Adi dan sudah kenal lama sejak Adi masih menjadi sales hingga manager, akhirnya pak Doris menganjurkan Adi menikah dengan Rani.
Tahun 2006 Adi meminang Rani dengan 117 gram emas sebagai mas kawin dan pihak pengantin putri merogoh kocek rp 35 juta.

Adi berhenti bekerja dan merantau ke kota K untuk membuka toko cat, modal awal rp 150 juta pinjaman dari pak Doris dan tak lama kemudian modal itu berhasil dikembalikan. Toko itu masih mengontrak namun mereka sudah mampu membangun rumah seluas 500m2 dan mencicil dua “honda jazz”, dua motor “ninja” dan sebuah motor matic.

Mereka dikaruniai tiga buah hati, awalnya kadang-kadang Rani pulang ke kota T untuk menemui orangtuanya dan menginap disana. Lama-lama Rani semakin sering dan akhirnya anak-anak sekolah di kota T. Sudah dua tahun Adi dan Rani pisah ranjang tapi hal itu dianggap biasa oleh Pak Doris, sebagai ahli agama harusnya Pak Doris tahu kewajiban istri terhadap suami.

Suatu waktu orang tua Adi di rawat di rumah sakit di kota Y, Rani besuk dengan temannya Adi yang sebenarnya dilarang oleh Adi karna teman itu mata keranjang. Rani dan teman prianya hanya besuk selama  3 menit tanpa memberikan amplop sama sekali. Adi naik pitam, “jazz” Rani digoyang-goyang hingga hampir terguling.


Rani seringkali bicara “silahkan ayah cari lagi istri yang betah tinggal sama ayah” lalu Adi menjawab “hati-hati mama bicara... ntar diaminkan malaikat”.

Ada seorang janda yang pernah mengecat bagian mobilnya pada toko Adi, mereka akrab dan awalnya Adi jalan atau makan bareng hanya untuk mengetes apakah Rani akan cemburu?
Ternyata Rani melayangkan surat gugatan cerai, jadi sepertinya Rani sengaja mencari celah untuk berpisah dengan Adi.

Tahun 2010 saya bereksperimen mengecat sendiri corolla 75 saya dengan berbelanja di toko Adi, tahun 2015 saya perlu lagi membeli cat tapi toko itu selalu tutup.

Akhirnya saya mendatangi sebuah toko cat baru yang dagangannya masih sedikit, ternyata saat saya sahut, Adi yang keluar dari pintu dengan berpeci, dari situlah kisahnya mengalir.

Tujuh juta rupiah/bulan uang belanja yang Rani dapatkan dari Adi, bersih diluar cicilan atau kontrakan. “Wah istri cantik, punya toko, bisa nyicil jazz, sedangkan saya? upah tergerus kontrakan, mobil bermasalah, kusam, tanpa ac, sepertinya bumi ini sulit dimengerti”...kadang seperti itu saya berpikir.

“Setiap insan dapat satu peranan....” kata pakde Ahmad Albar

Setelah bercerai kadang Rani mengintai di depan toko Adi yang baru, 15 sms lebih Adi dapatkan/hari dari Rani tapi tidak Adi balas.

“nggak kangen gitu sama anak-anak?” saya bertanya...tak ada jawaban, hanya ada pemandangan seorang pria cukup kekar berkalung rantai metal dengan mata berkaca-kaca lalu tetesan berjatuhan dari kedua ujung matanya.
“saya ke rumahnya juga pintunya ngga dibuka” akhirnya Adi menjawab


Semua harta seperti mobil, isi toko, perkakas diserahkan pada Rani, Adi berucap “saya bekerja karna Allah dan untuk keluarga, ambil semua harta ini, saya hanya perlu sebuah sepeda motor”, akhirnya Adi diberi sebuah “ninja” dan uang tunai beberapa ratus ribu rupiah, bpkb itu dilempar oleh Rani tapi Adi tidak terpancing emosi.

Hasil penjualan “ninja” digunakan untuk mengontrak toko baru dengan tarif sewa 15jt/bulan, sisanya membeli cat alakadarnya belum ada kompresor, etalase dan rak. Adi hanya memohon sehabis salat “Ya Allah saya tidak takut ditinggalkan kawan atau harta, saya hanya memilikiMu”.

Kabar tersiar Adi main wanita hingga usahanya bangkrut hingga pemasok-pemasok cat enggan bekerja sama lagi. Ibu pemilik kontrakan meminjamkan dua etalase, kawannya memberikan dua buah kompresor dan kawan lainnya membuatkan dua rak dari besi gratis.

Saat saya mendengar Adi bercerita turunlah dua bocah dari sedan mungil, memberi Adi makan siang, ternyata Adi menikahi janda yang dia ceritakan itu. Sang Pengganti tersenyum segar, dark eyeliner, wajah bening..foto janda itu kini di meja kerja Adi dan satu foto gadis mungil berseragam taman kanak-kanak...putri Adi dari istri pertama.

Kawan saya ada yang pekerjaannya sales panci, sales tembakau yang memasok warung-warung kecil di kampung-kampung. Ada juga sales plastik membawa orderan empat karung plastik dengan sepeda motornya menempuk jarak puluhan kilometer.

Sebagian orang bertahan bekerja walau jenuh cape tapi harus dilakukan semua demi keluarga. Bukan satu kali saya melihat sales bermotor jatuh dari sepeda motor. Jika anda sekarang sedang dekat dengan istri orang ^_^ coba deh jangan sampai terlanjur memes eh sayang, selain akan mengacaukan pernikahan anda juga menghancurkan perasaan suaminya.

Ada istilah bekas istri
Tidak ada istilah bekas anak.
Anak kandung....darah daging berunsur DNA sama, karnanya rindu bagai mengalir dalam darah, orangtua angkatpun tidak berhak menikahkan putrinya dalam ajaran islam.

Mungkin istri baru anda sekarang lebih muda..lebih cantik, lebih kaya tapi...
Anda tentu tak lupa berkeringatnya hidung istri anda dulu karna motuba anda tanpa ac, anda tak akan lupa riangnya buah hati anda walau makan di kaki lima...taman gratisan
Kebahagian itu tanpa syarat... kadang gengsilah yang membatasi


Jika anda membaca tulisan ini bersebelahan....peganglah tangan istri anda
Jika anda bisa memandang buah hati anda kapan saja...bersyukurlah
Yang bersebelahan sesama cowo? Jangan terpikir mencoba birahi ganjil kecuali anda berniat melegalkannya di Belanda xixixi

Dua buah hati saya berputar-putar dengan sepedanya di dalam rumah, saya nikmati saja, bagi ibunya itu mengotori lantai....bagi saya itu mewarnai hati..karna banyak orang
sudah bercerai hanya bisa merindu tanpa mampu bertemu.

Anda tak akan tahu sunyinya sepi sebelum mengalami kehilangan.


angkuh

Keduanya lulusan kuliah tentunya bukan orang bodoh, sayangnya merasa lebih pintar dari orangtua bahkan ulama.

Menikah lebih dari sepuluh tahun diberkahi dua anak, yang pertama sudah smp.
Sang suami menekuni properti, saat ada penjualan bisa laba puluhan juta rupiah, jika tidak? Tiga bahkan enam bulan tanpa pemasukan.

Ada uang abang sayang... tiada uang mama gentayangan di dunia maya.
Ada pemuda mengajak pacaran
Ada duda mengajak menikah
Ada pria beristri mengajak poligami

Saat ikatan cinta digoda, hadirlah angkuh “gue masih muda, laku dan masih banyak pria menerima keadaan gue”.

Di tepian gunung pun ada seorang ibu menggugat cerai suaminya karna alasan ekonominya tak kunjung berubah, ibu muda cantik itu akhirnya mendapatkan duda beranak. Mereka kini tinggal pada sebuah villa dan mengelola pertanian hidroponik seluas seribu meter lebih. Jika ingin keluar kota tak perlu berpanas dan berpegal ria karna sudah ada avanza. 

Ada juga ibu muda putih cantik menggugat cerai suaminya karna bosan menjadi istri karyawan toko sepatu. Dia mendapatkan suami beristri alias dipoligami, baru nikah siri sih....btw ford lasernya berganti kini dengan “alya”.

Suami yang bekerja di properti itu suatu waktu naik pitam, akhirnya mereka cerai tapi tidak talak tiga.

Indahkah menjadi janda?
Pemuda yang mengajak pacaran tiba-tiba berkurang intensitas chatnya
Duda yang mengajak menikah, ekonominya pun tidak lebih baik
Pria yang mengajak poligami, akankah benar-benar mencintai anaknya?

“Hade goreng sina nyaho sorangan/bagus jelek biar tahu sendiri”
Orang angkuh biarlah keangkuhan menyadarkannya

Akhirnya janda itu menerima...kali ini menerima dengan tulus sang mantan suami yang ingin kembali dan keduanya berjanji akan mengatasi semua masalah tanpa emosi.
Di kota saya yang sekelas kabupaten, perhari ada  20 list pengajuan cerai di departemen agama, pada umumnya pasangan relatif muda.

Sekarang ilmu bertebaran, ilmu agama, psikologi pernikahan dsb, hampir semua orang ber “android” tapi semuanya tumpul jika kita tak mampu menyadari hal-hal kecil yang dimiliki.

“kenapa ya saya keceplosan ngusir?”
“kenapa ya saya keceplosan ngomong cerai?”

Nyamuk diciptakan ada maksudnya, semua kejadian pasti ada maksudnya.

go green

Many people are familiar with slogans “go green”, “back to nature”, “save our planet”.
Do we have same perception about that?

What if someone has use to bike to work but he never let the other people to cross the road?
What if someone like farming but he eat more than he need?
What if someone has saving fuel but sometime he drive his car harsly?


Has he done what the slogan says?

In my decision he hasn’t done well right?

Some says green color means refreshing, coolling and bring peacefull feeling.

So if our behaviour still selfish on the road, rude to others or underestimate others peoples, it means that we still learn how to be peacemaker on our daily activities such as on the road.


Go green is about selfcontroll
Back to nature is back to our purity
Save our planet are save our moral

World is warm, that’s why we can live in
Sea are rich that’s why we can dive in
Air are fresh thas’s why we can breath in
God is perfect that’s why we should shy with.

wanita....... wanita

Sebagian wanita cerewet....bagaimana mengatasinya? Diam

Hal-hal sederhana selalu dibahas oleh wanita, lihat saja perilaku mereka jika bersosial dengan ponsel, pesan-pesan mereka panjang-panjang. Status saya panjang-panjang tapi saya jarang sekali chat, pertama ponsel saya rusak, jadi saya chat di warnet atau di kantor sebentar untuk merespon kawan-kawan seperlunya. Tentram...., puasa chat itu, tidak tergantung charger dan kuota.

Kembali ke wanita cerewet tadi, suatu waktu saya bertanya pada istri “mah kebayang ngga kalo mamah kerja lagi?” istri saya menyahut panjang lebar dari mulai kerja itu kewajiban suami dsb dsb.
Dulu saya berlagak motivator jika istri curhat, misalnya jika warung istri sepi, saya berkata “berarti kita harus coba jual produk lain, kita harus yakin, semangat dst dsb”, entah sekarang saya berpendapat “ah biarkan sajalah, orang sedang cape masa dipaksa”.

Istri tidur dengan anak-anak lalu saya tidur di kamar sebelah biasa tulis menulis di pc, sembari pergi saya bertanya datar “mah itu obat nyamuk bagus?” bersandiwara seolah biasa saja.

Saat saya tidur sendirian masuklah istri “yah maapin mamah ya tadi”, saya tidak menyuruhnya tidur disamping saya lalu tengah malam dia masuk kamar saya dan tidur disamping hingga pagi.

Saya berpikir “gimana ya kalo punya istri ketua partai, bupati atau anggota dpr” apakah mereka semakin menunduk? Atau jengah? ^_^

daster bunga

daster bunga
“Kayanya harganya bakal naik deh”, yah... benar saja ban sepeda merek lokal seperti “united”, “swallow” rp 80.000 sebuah, kirain dapet rp 60.000. “kemaren-kemaren dapet harga segitu. Sekarang dollar naik” kata yang punya toko. Kalo liat orang lain enak bener tinggal gesek kartu, kebeli ban-ban merek luar seperti “kenda, maxxis” seharga ratusan ribu, belum lagi part-parts lain seharga jutaan. Akhirnya beli merek “genio” rp 50.000

Sepeda taiwan bermerek “carribou” itu saya beli hasil tukar dengan menambah rp 400.000, lumayan batangnya aluminium. Sepeda kuning itu dulunya juga beli bekas rp 130.000, tak sengaja ditemukan di tukang rongsok.

Niatnya kan ngirit bbm, kerja pake sepeda ngga usah sering ngatri di pom bensin dan yang penting membakar lemak, mencegah penyakit gula dsb.
Seperti biasa jika weekend di pusat kota saya berteduh di emper pertokoan berbincang dengan kenalan saya seorang tukang jam bekas. Menepilah seorang pria dan seorang putri kecil, dia menawarkan sebuah jam tangan bekas palsu murahan. Sudah pasti kawan saya menolak, karna jam itu tidak masuk kelas, dalam deretan koleksi dagangannya minimal merek “seiko” keatas yang layak jual, jikapun ada jam plastik/karet, paling “g shock” yang dia berani terima.

Dia celingak-celinguk melihat deretan kilauan “guess, cerruti, tag heuer, rolex dst” saya yakin pikirannya menerawang bagaimana caranya jam bekas murahannya menjadi uang. Orang menjual jam jika bukan hobi pastilah terdesak karna butuh biaya entah untuk sekedar makan, ongkos atau istrinya memerlukan sekali.
Andai ada kesempatan ingin sekali saya mengajak putri kecil berdaster bunga biru itu bermain, mengajaknya makan, menanyakan “sayang, udah punya pinsil/crayon?” atau menyelipkan uang lima puluh ribu rupiah dan berkata “ini uang buat ibumu, jangan bilang ayahmu”.
“Jika nanti kau sudah dewasa kelak..jangan pernah sekalipun menukar kesucianmu dengan kemewahan yang mungkin kau tak rasakan, kehormatanmu adalah kemuliaanmu.  Ya Allah yang maha menguasai... tolong jaga dia”.

Terbayang bagaimana jika istri dan kedua buah hati saya sedang jalan-jalan lalu kehabisan uang?
Jika kita hampir setiap hari membeli  minuman di “alfa, indomaret” dst
Jika hari libur kita selalu berencana “masak apa ya enaknya?”
Jika kita mampu membeli pulsa puluhan bahkan langganan internet fiber optic ratusan ribu rupiah.
Jika kita mampu mengganti speaker yang terasa tidak enak?, lcd yang terlihat kecil, velg mobil/motor yang kurang sporty? Itu berarti level kita sudah jauh diatas orang-orang yang terseok hanya untuk memenuhi kebutuhan primernya, orang-orang yang uang belanjanya tidak pasti, upahnya jauh dari cukup.

Pemandangan awal bulan orang berbondong di “giant, carefour, jogya” dan beragam hyper market lainnya dengan menenteng kantong-kantong besar berisi belanjaan bukan hal aneh bagi kita tapi ada segelintir/banyak? orang tak pernah merasakan belanja ratusan/jutaan rupiah karna memang penghasilannya tidak pernah sampai pada level itu.

Ada orang memiliki sepeda motor lebih dari yang dia butuhkan, ada pula yang membeli sepeda seharga puluhan juta rupiah. Siapakah yang bertanggung jawab atas kesenjangan ini?apakah pura-pura negeri ini dianggap baik-baik saja? Apakah di akhirat nanti tidak ada pertanggung jawaban?

Apakah pria tadi pemalas?orang yang membiarkan kemiskinan menghimpitnya? Tidak semua orang gesit/selalu tahu apa yang harus dilakukan. Jika semua orang smart/gesit/luwes/tangkas...pastilah tidak ada jongos/bawahan/kuli kasar di dunia ini. Semua orang pasti jadi bos/pengusaha sukses.... namun dunia dihuni beragam manusia....dan tanggung jawab kitalah untuk berbagi ilmu.
Mata air dari gunung yang tinggi airnya membasahi tanah yang kering maka ada kehidupan...semua adalah perumpamaan bagi yang berpikir
Siang itu saya membeli sepasang ban, jok sepeda dan berniat menggati velgnya tapi saya berpikir “apa yang saya cari? Apakah pemandangan tadi tidak menyadarkanmu?”

amarah


Sering kan liat di fb seorang ayah berpose dengan putrinya? Jika itu bukan momen spesial ngga mungkin dishare. Ngga mungkin kan share pas lagi luluran [koq luluran seeh? Apa coba] .

Waktu putra saya masih kecil, suatu waktu kami ke hyperstore, bundanya antri di kasir, setahu saya putra saya mengekornya.....tiba-tiba hilang. Wuih deg-degan kami saat itu, mondar-mandir tanya satpam sembari mencari. Ternyata putra saya berada pada suatu lorong kasir lain entah melihat-lihat coklat.

Kehilangan anak itu benar-benar menghawatirkan. Pernah saya ke masjid istiqlal lalu ada pengumuman seorang anak telah hilang. Area seluas ribuan meterpersegi itu pastilah sulit. seorang ibu bisa pingsan malah gila jika anaknya meninggal. Dulu saya rela tidak jajan demi membeli “hotwheel” untuk putri saya.

Suatu waktu saya pernah menyebrang jalan, lantas dua anak smu yang merasa sepeda motornya terhalangi berkata pada saya “heh monyet”, saya kaget dan kesal, dalam hati bergumam “kalo niat, saya tubruk motor ente, rasain kepala ente pecah ke trotoar”.

Jika perbuatan itu saya lakukan dan anak itu luka parah, bagaimana yaa perasaan ibunya?
Jujur hingga kini saya masih belajar menata emosi di jalan raya. Kadang saya berpikir “bisa ngga ya kita itu selalu ingat bahwa semua anak di jalan raya itu dicintai ibunya?, semua pengendara motor itu pencari nafkah keluarga, ditunggu istri, anaknya atau dirindu selingkuhannya....eh.

Jika kita selalu berpikir seperti itu mudah-mudahan kita akan berpikir seribu kali untuk melukai seseorang....apalagi janda xixixi

indah adanya

Tahun 1999 teman seangkatan mulai tercerai berai, ratusan mahasiswa hanya segelintir yang akrab. Kampus menjadi surganya adik kelas. Alumni memang tidak dilarang mondar-mandir di ruang organisasi tapi malu kan, ketua senat sudah bukan teman seangkatan.

Jika anda kuliah lantas pulang, mungkin biasa saja tapi jika aktif di berbagai organisasi say hai sana-sini bahkan saat mahasiswa lain dilarang parkir di dalam kampus anda bisa parkir dimana saja, para senior pun tidak mempertanyakan toh saya mengenal dan dikenal mereka.
Mungkin itulah rasanya eksistensi

Giliran sahabat saya terpilih menjadi ketua senat yang adik kelas itu menawarkan “kamu bisa aja aktif lagi, sok mau jabatan apa?”, “no way, ngapain cari kecengan?” saya menjawab. Organisasi pecinta alam, walaupun alumni tapi masih bisa aktif membimbing adik-adik kelasnya.

“Ya udah ikut saya aja yu kalo ada acara out door” ajaknya. Pacarnya yang berbeda keyakinan itu memang cantik putih pirang asli dan salah satu sahabatnya ada yang menarik.

Kami biasa pergi berlima, saya, kawan saya dan tiga gadis itu. Sejuknya Bandung utara dan gadis yang menarik itu tidak bisa menyegarkan hati saya yang baru saja “broken heart” ciyee, padahal saya sudah mencoba, jalan bareng dan kadang menjemputnya kuliah.

Perasaan kesepian di kampus ternyata dirasakan oleh sahabat smu saya yang beda kampus. Kurang lebih dulu sahabat saya bicara begini “kadang saya berdoa lho Riz, yaa Allah buat saya hepi deh saat ini, tau ngga? beberapa lama kemudian sahabat saya datang dengan muka cengengesan”.

Sekitar tahun 2013 saya bertukar buku psikologi saya dengan buku “hadist qudsi” milik kawan kerja, saya baca sebelum tidur lalu ada sebuah hadist kurang lebih begini

“Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah ceria.” (HR. Muslim)


Senyum itu sederhana namun bisa luar biasa jika kita melihat sahabat atau seseorang yang kita cintai tersenyum pada kita...yah perlu belasan tahun untuk mengetahui perihal senyum.

Gadis itu pun ramah...sayang saya tidak peka malah hati saya memberi tempat untuk seseorang yang tak pantas dikenang..., bener lho kadang saya nyesel duh gadis secantik itu kenapa di sia-siakan, jika dulu sempat begini-begitu mungkin cerpen ini akan lebih panjang yaa? Apalagi saya mendengar kabar dia telah menjadi pramugari wow...saya ingat betul waktu ke undangan bersamanya dia mengenakan rok satin abu berhias brokat kontras sekali dengan bening kulitnya dipadu dengan atasan putih nan anggun dan rambut panjang tergerai kecoklatan. Jika ingat masa itu pengen deh ngegendong..yeee.

Tapi jikapun dulu sempat membina hubungan lalu kandas mungkin hanya menambah rekaman kepedihan saja. Bloonnya saya dulu bagai “aikatsu” saat menelpon misalnya “eh, mau kemana hari ini?” dia menjawab “mau berenang” lalu saya hanya bilang “oooh”.. bukannya ikut yaa?

Sekarang entah seperti apa kawan-kawan saya keadaannya kini, inbox sunyi tanpa respon.
Padahal saya ingin sekali reuni tapi kadang heran, orang itu dikomen, dilike tetap no respon, apa karna tersinggung sama status saya?atw lupa password xixi

Mau pake motor, mobil baru/bekas, jalan kaki, punya rumah, ngontrak, kerja, phk, nganggur ...pliz deh kalo bisa pelihara persahabatan itu.


Mungkin ada pendapat “ngapain nginget masa lalu”...saya hanya relax diantara rutinitas disiplin kerja, hiruk pikuk politik dan toleransi antar golongan di republik ini.
Jika  saya menghiasi otak saya dengan memori-memori indah maka alam bawah sadar saya akan selalu bersyukur bahwa hidup ini indah adanya.




Sahabatmu pernah bilang “apa yang kamu lakukan mungkin biasa untukmu, tolong jangan permainkan perasaan”
Ampun, maaf cantik

Katanya wanita diciptakan saat Tuhan tersenyum
Sungguh bodohnya aku mengabaikan senyummu
Mungkin  yang kita lewati hanya episode yang tak kau inginkan
Tapi aku mengingatnya hingga kini sayang

Bisa-bisanya hatiku sekeras mahoni
Tak bisa menghargai orang sederhana sepertimu
Aku terlampau malas untuk mengais hatiku yang berantakan
Padahal jika saja aku bangkit setidaknya aku akan tertawa denganmu

Tuhan? Apa maksudnya diperlihatkan tapi sepintas?
Apa artinya dipertemukan tapi dipisahkan?

Kulitmu yang putih sempurna
Tubuhmu yang indah merona
Memang pantas untuk seseorang yang benar-benar menghargai dirimu
Terbanglah sayang, hatiku terlalu busuk untuk kau kenang

Jelajahi indahnya dunia
Semoga sayapmu terus mengayun anggun.....

crazy for you

crazy for you

Waktu sd dulu aku ingat persis jika menyukai seseorang, selalu memperhatikan dimana posisi dia berada. Setelah kutemukan kuperhatikan tempat pinsilnya, tasnya dsb ^_^, sorenya aku tak akan pulang sebelum melihat dia tersenyum atau menyapa di tangga penyebrang jalan. Aku masih ingat namanya....i....


Suatu siang aku berkunjung ke sekolah dasar untuk sebuah urusan, menunggu cukup lama di lantai dua di depan ruang guru. Jika siswi lain berlarian masuk kelas, lain dengannya yang berjalan tenang menyusuri lorong kelas, sekali menatapku yang asing lalu menoleh pada temannya dengan kalem.


Di kotaku siswi sd berkostum rok putih setumit bercorak batik dipadu dengan sejenis kebaya sederhana berwarna senada pula. Sejuk semampai rambut panjang tergerai dengan kening putih rata dia terlihat berbeda ditambah dengan postur lebih tinggi dibanding sebayanya.


Bukan berarti pendiam, dia normal bermain bersama teman-temannya hanya saja saat yang lain teriak-teriak dia bermain hanya dengan tersenyum. aku pikir dia lebih dewasa bahkan anggun dibanding beberapa pengantar yang berambut kuning dan berkostum ketat itu.

Menunggu menjadi menyenangkan karna ada gebetan? ^_^, sungguh siang itu membuatku tersenyum, mengembalikan masa indah kecilku

I’m crazy for you...



manja

Waktu sma sekitar tahun 90an kawan-kawan saya bisa disebut kalangan mampu. Yang namanya rumah ya terdiri dari beberapa kamar, ruang makan/tamu, garasi dst. Ada yang tinggal di tengah kota, komplek-komplek dan ada juga di kawasan elit dengan bangunan gaya Belanda dengan pohon-pohon besar nan rimbun.

Kawan-kawan saya pada umumnya pelajar dan profesi ayah mereka kebanyakan pns, tni, polri dan sebagian lagi pedagang. Jika berkenalan pertanyaan yang umum itu “sekolah/kuliah dimana?”

Tahun 2006 saya menikah, mengontrak rumah petak atau bahasa kerennya rumah studio, ruang seluas 2,5m x 6m disekat tiga, ruang tamu, tidur dan dapur berhimpitan dengan kamar mandi nan sempit. Perbulan sewanya rp 250rb. Setahu saya bukan kontrakan murahan kan untuk ukuran saat itu?.

Ada enam petak, paling ujung digunakan warung lalu pengontrak sebelahnya pekerja serabutan yang entah apa kerjanya setahu saya hanya mancing dan mancing. Lalu petak sebelahnya dihuni pria berusia 50an dengan istri keduanya yang berusia 20 tahunan dan sebelah saya pekerja serabutan ngakunya montir.

Sepeda motor “grand” saya diservis karbu olehnya tapi akhirnya baut leher angsa malah slek/dol lalu saya meminta tolong padanya untuk menganti anting-anting shock belakang malah lecet dan tidak berhasil dibuka dan terakhir “blitz” saya baut casingnya patah karna terlalu keras dikencangkan. Pantas saja dia di phk dan susah mencari kerja karna kerjanya tidak profesional.

Anaknya tiga, dua putra dan satu putri. Putri/si bungsu seringkali menangis di malam hari, kata istri saya sepertinya anak itu kelaparan. Tempat jemuran baju berada di depan pintu petak sehinngga saya bisa mencium mana baju yang dicuci dengan detergen atau hanya direndam air saja. Saat istrinya mencuci saya tidak melihat ember, baju itu dicuci dan dibawa dengan kantong plastik, pantas saja di petaknya tidak ada ember. Tidur diatas tikar bukanlah lirik lagu dangdut tapi kenyataan bagi mereka.

Istrinya lulusan kuliah, entah bagaimana bisa hidup seperti itu. Syukurlah setelah beberapa lama dia diterima menjadi guru honorer pada sebuah sekolah tehnik.

Saya dilahirkan pada sebuah keluarga berkecukupan namun karna berkecukupan maka wawasan saya begitu-begitu saja. Saat usia 30an saya baru rajin membaca buku-buku misalnya, menulis atau membuka situs-situs agama misalnya. Padahal banyak di luar sana contohnya kawan saya yang semasa kuliah tidak dibiayai orangtuanya tapi tetap semangat rajin belajar mendalami ilmu elektronika. Saat orang lain masih buta dengan play station2, dia sudah bisa menservisnya, saat orang lain bisa servis play station2 dia sudah bisa menservis play station3 dan terakhir dia sudah bisa menservis led tv.

Tahun 2000an saja kawan saya sudah berani mengontrak kios di pusat elektronik di kota Bandung dan namanya sudah dikenal lalu sudah mampu mencicil “ford ranger”
Kawan saya berujar “kata siapa cari pekerjaan itu susah? Peluang itu banyak, yang susah itu jika skill kita pasaran alias orang lain juga banyak yang bisa sehingga banyak saingan”.
Kawan saya tukang servis itu sekarang sudah memiliki dua rumah, yang satu digunakan orangtuanya dan satunya untuk dia dan istrinya.

Memang ada anak yang dilahirkan di keluarga mampu lalu meneruskan usaha ayahnya misalnya dengan sukses tapi pada umumnya anak yang dimanja itu malah jadi selektif/gengsian dalam memilih kerja.

Saya pernah berkenalan dengan seorang jemaah komunitas agama tertentu yang dikenal nyeleneh karna meninggalkan keduniawian/keluarga demi mengajak/berdakwah pada sesama, dia berkata “harusnya seorang sarjana itu minimal mampu menyelamatkan diri sendiri”, wow sederhana kalimatnya namun mengena. Ternyata dia seorang mahasiswa S2.

Kemiskinan, keterbatasan, kesusahan harusnya menyadarkan kita yaa? Untuk hemat, kuat, peka terhadap lingkungan. Contoh nyatanya banyak generasi orang tua kita dulu yang lahir tahun 30,40an merantau lalu mampu membangun usaha, membeli rumah membiayai ongkos ibadah haji orang tuanya, berbeda sekali dengan generasi anaknya sudah disediakan tempat usaha, disekolahkan eh usahanya begitu-begitu saja bahkan mencari seribu alasan dengan berujar tempat tidak strategis lah, banyak saingan, bbm naik dsb.

Yah menyalahkan keadaan memang mudah dibanding memperbaikinya.

used mountain bike

used mountain bike
MY MOUNTAIN BIKE

Specification:
Brand                            : Carribou
Manufacturer  state       : Taiwan
Frame                            :  Alloy
Rims                              :  Alloy 26”
Shifter                            : Shimano v brake(rp 200.000/set)
Front deraileur               : Shimano tourney
Rear deralieur                : oem
Tire                                 : united semi slick(rp 50.000/pcs)
Pedal                               : united (rp 50.000)
Sadel                                : pacific (rp 60.000)
Color                               : red burgundy metalic
Hand grip                        : polygon, rp 30.000


That bike was bought only rp 400.000
Self painted  using electric compressor and hand sprayer.
Red burgundy color paint ¼ litres cost rp 40.000
Thinner 2 litres cost rp 16.000/ litre
Clear/coating paint ¼ litres cost rp 40.000
Harderner liquid ¼ litres cost rp 25.000.


I have no oven painting room, that bike was painted  on outdoor at 8-10 am, medium  temperature environment 28-32 celcius with tropical sunshine.
The critical phase of painting bike, car, motor cycle are we should mix the paint properly no more no less. Use white color as a base color, if we do not use white color/bright color as a base color then the color will not appear sparklingly, blinkingly and perfectly.

Day 1 : rubbing the frame with sandpaper number 6000
Day 2 : painting base color (but I did’t do it ^_^)
Day 3 : painting fist layer main color
Day 4 : painting second layer main color
Day 5 : painting clear/coat color

Break for a week then waxing with compound or wax.







romantika bekerja

Pengangur dapat pekerjaan, seneng banget kan? Yang tadinya ngga ada acara, teman/kecengan/uang, tiba-tiba jadi sibuk, tentu dengan segala resikonya. Jika seorang lajang, mungkin upah pertamanya sebagian diberikan pada bunda tercinta/adik tersayang atau mentraktir teman. Upah bulan-bulan selanjutnya bisa jadi berani mencicil ponsel/motor bahkan rumah jika memungkinkan. 

Yang tadinya tampil alakadarnya karna tuntutan pekerjaan maka perlu baju baru, tas hingga jam tangan misalnya. Jika kebetulan orangtuanya mampu, maka upah itu bisa 100% masuk kantong pribadinya. Mungkin mulai pd untuk pdkt, ngajak jalan makan dsb. Jika seorang pekerja bertahun-tahun melajang tidak ada keinginan untuk menikah..sayang sekali, biasanya lajang mengelak “ah, belum ketemu yang sreg”. 

Nanti pada suatu waktu adakalanya, jalan-jalan, shopping, dating terasa membosankan. Bahkan setelah berkeluargapun adakalanya menghadapi “gajian” tidak bersemangat, bisa jadi karna banyak utang?, atau uang tidak pernah berbekas pada hal yang bermanfaat. 

Kesimpulan saya saat ini mengapa kita biasa-biasa saja menerima uang? Bisa jadi, pekerjaan kita membosankan/tidak menambah kualitas dalam berpikir misalnya, pekerjaan kita tidak mendekatkan kita pada Sang Pencipta bahkan pekerjaan dijadikan alasan untuk meninggalkan/melalaikan kewajiban salat misalnya atau pekerjaan kita mengajak orang untuk berhura-hura/merusak kesehatannya. Memang dengan uang kita bisa sedekah tapi mencari uang dengan tergesa-gesa dan marah-marah malah hidup tidak tentram walaupun uang datang begitu derasnya. 

Bumi ini ladang amal, waktu dan kesehatan itu amanah. Jika kita selalu fokus untuk membahagiakan diri sendiri maka kita akan kehilangan eksistensi, kenapa? Karena orang lain tidak merasa dibantu oleh kita, membantu idealnya materi dan rohani. Jika mampu membantu materi tapi kita tidak nyaman diajak bicara maka orang hanya mengenal harta kita. 

Walau kita hanya membantu seadanya tapi kita rendah hati, tidak menyindir, menertawakan kealpaan orang lain..itulah pribadi yang nyaman. Saat kita mampu membahagiakan orang lain, kita pasti ikut bahagia walaupun uang kita jumlahnya biasa saja.

bayi

Kita tidak ingat semasa bayi dulu, yang kita tahu bayi itu menangis jika menginginkan sesuatu. Lapar haus, kedinginan, ternyata penglihatan bayi itu masih rabun, dia mengenal bundanya hanya dengan membauinya. 
Saya ingat putra pertama saya waktu masih berusia beberapa hari, fesesnya berwarna kuning cair kadang putih. Mertua kakek nenek sepupu semua menyayanginya. Siapa yang paling sayang? Tentulah bundanya. perhatian sang bunda selalu tersita oleh bayinya.

Bayi masih polos sekali bersih tanpa dosa, jika mereka tumbuh besar hingga dua atau empat tahun masih lucu belum suka membantah orang tuanya. Sebagai orang tua selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi balita kita dari mulai pakaian, makanan, susu hingga mainan dan sepeda.

Jika anak sudah memasuki sekolah dasar tentunya kita tidak akan terlalu memanjakannya, tidak semua keinginan kita penuhi. Saat mereka ingin mainan “tamiya” misalnya padahal dikamarnya sudah menumpuk mainan kita katakan itu “mubazir/tidak bermanfaat, kan kaka/dede sudah punya”. Semakin dewasa anak memiliki pikiran dan keinginan sendiri, mulai membantah, melawan orang tua, dan orang tua pun bisa saja keceplosan mengutuk anaknya saking kesal/sakit hati.

Banyak orang tua yang takut pada anaknya, saat orang tua perlu diantar membawa barang dsb sibuk mencari supir padahal anaknya yang sudah menikah itu santai-santai saja tidak ada acara. Ada bekas istri/suami tapi tidak ada bekas ayah/ibu, artinya pengabdian anak pada orang tua itu harus abadi. Jika anak mengabaikan…yakinkah anda bahwa anak itu oke-oke saja dia akhirat nanti?
Copyright © taman senja. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design