monolog blog

bayi

ADSENSE HERE!
Kita tidak ingat semasa bayi dulu, yang kita tahu bayi itu menangis jika menginginkan sesuatu. Lapar haus, kedinginan, ternyata penglihatan bayi itu masih rabun, dia mengenal bundanya hanya dengan membauinya. 
Saya ingat putra pertama saya waktu masih berusia beberapa hari, fesesnya berwarna kuning cair kadang putih. Mertua kakek nenek sepupu semua menyayanginya. Siapa yang paling sayang? Tentulah bundanya. perhatian sang bunda selalu tersita oleh bayinya.

Bayi masih polos sekali bersih tanpa dosa, jika mereka tumbuh besar hingga dua atau empat tahun masih lucu belum suka membantah orang tuanya. Sebagai orang tua selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi balita kita dari mulai pakaian, makanan, susu hingga mainan dan sepeda.

Jika anak sudah memasuki sekolah dasar tentunya kita tidak akan terlalu memanjakannya, tidak semua keinginan kita penuhi. Saat mereka ingin mainan “tamiya” misalnya padahal dikamarnya sudah menumpuk mainan kita katakan itu “mubazir/tidak bermanfaat, kan kaka/dede sudah punya”. Semakin dewasa anak memiliki pikiran dan keinginan sendiri, mulai membantah, melawan orang tua, dan orang tua pun bisa saja keceplosan mengutuk anaknya saking kesal/sakit hati.

Banyak orang tua yang takut pada anaknya, saat orang tua perlu diantar membawa barang dsb sibuk mencari supir padahal anaknya yang sudah menikah itu santai-santai saja tidak ada acara. Ada bekas istri/suami tapi tidak ada bekas ayah/ibu, artinya pengabdian anak pada orang tua itu harus abadi. Jika anak mengabaikan…yakinkah anda bahwa anak itu oke-oke saja dia akhirat nanti?
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Copyright © taman senja. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design