monolog blog

gender, hormon, balita dan anomali psikis

ADSENSE HERE!

intro.....
Orang selalu berdebat tentang kebenaran
Si A bilang “saya memajang patung di rumah bukan untuk disembah, itu hanya seni”
Si B bilang “saya bersolek bukan berarti metrosex, itu hanya seni”

Saya belajar menjadi peneliti bukan penilai yang mudah meremehkan profesi orang lain. Memalukan jika seseorang pernah sekolah tapi tidak mau meneliti secara luas hanya bisa memvonis haram, dosa, neraka. Apapun  pilihan hidup seseorang jika dijalankan tidak profesional jangankan dihargai, untuk menopang kebutuhan primernya saja keteteran. Siapapun anda apalagi jika anda orangtua, mudah-mudahan artikel ini bermanfaat.

story.....
Tahun 90an saya pernah seangkot dengan siswa smp berkulit putih, mata kebiruan serta rambut lurus pirang, anak itu terlihat manis. Setelah mengenal internet dan opera di layar kaca, ternyata orang itu beragam profesi dan kepribadian. Jika seorang aktor berperan menjadi wanita itu kadang kesehariannya ada yang memang begitu.

Ada pria suka hal-hal feminim seperti menjalani perawatan kulit, cepat nyambung bicara dengan wanita, segan sesama pria, tidak suka aktifitas kotor dsb.

Setahu saya keganjilan ringan itu misalnya suka warna cute, suka beraksesoris girly lalu beranjak level seperti suka memakai bedak (kecuali penyiar tv yang memang harus agar tidak terlihat kusam dan berminyak) suka mengusap “blush on” pada pipi, memoles bibir dengan pelembab/lip gloss agar terlihat basah/glossy, memang sih ada manfaat kesehatan agar bibir tidak pecah dan compact powder/bedak padat pun memang saat ini sudah banyak yang mengandung tabir pelindung sinar uv seperti spf sekian-sekian. Walaupun dia gemar melakukan semua ritual feminisme tapi dirinya masih normal mencintai wanita.

Level selanjutnya yaitu selain dia bersolek total bak seorang wanita, dia benar-benar ingin mengubah jenis kelaminnya dimulai dengan terapi hormon dst, jiwanya merasa terkurung dalam raga pria, dia menuduh Tuhan salah mencipta, tidak nyaman dengan penampilan maskulinnya. Dia selalu menempatkan diri sebagai seseorang yang lemah bila berdampingan dengan pria, manja, senang diperlakukan dengan ramah, senang diproteksi.

Saya pernah mendatangi sebuah studio foto, untuk menutup kesan berminyak di wajah, saya menggunakan bedak saat pemotretan, sang fotografer muda gemulai yang alisnya dikerok itu memperhatikan dengan jeli bagaimana saya mengusap bedak. Akhirnya kami bicara dengan akrab, orang seperti itu tidak ingin dinilai aneh, mereka senang jika bertemu sesama kaum feminist padahal saya pria tulen lho hanya untuk keperluan pemotretan saja bertindak seperti itu. :p ciyus ciyuuuss.

Dalam tayangan film dokumenter ada pasangan kekasih yang memberikan bayi hasil pacaran mereka pada pasangan homosex dan itu sah secara hukum disana walau pro kontra masih ada. Bagaimana perkembangan psikis sang anak kelak jika tahu ayah dan ibu kandungnya menyerahkan dia pada keluarga palsu?. Mama palsu, ayah palsu? :v

Jika bicara indonesia pastilah badai opini jadinya dan bila ditinjau dari kacamata islam akan panjang ceritanya.
Sewaktu smp dulu sayapun pernah dalam istilah sekarang itu dilecehkan mungkin, saat itu angkot penuh dan ada seorang pria duduk dihadapan saya lalu kedua tangannya pura-pura menahan sembari memegang paha saya yang masih berseragam celana pendek itu. Saya lepaskan tangannya lalu dia melakukannya lagi, saya lepaskan dengan kasar barulah dia diam.

Keesokan harinya saya ceritakan kejadian itu pada teman-teman lalu teman saya berujar “hati-hati lho orang itu nekat kadang nanti menjemput kita sehabis pulang sekolah”, untungnya saya pulang bergerombol dan ternyata orang tersebut memang dikenal seorang homosex di kota kecil tempat saya tinggal.

Anda pasti tahu kan treechada petchara atau nongpoy? Dia lahir pada tahun 1986 di phuket thailand, gadis eh pria berbobot 48kg dan tinggi 171cm {koq gw bgt seeh :p} siswa fakultas hukum ini pada usia 17 tahun melakukan operasi ganti kelamin. Konon dia tidak melakukan operasi plastik pada wajah sama sekali hanya terapi hormon.
Dengan canggihnya alat dan  ilmu operasi masa kini, seorang pria bisa terlihat jauh lebih cantik dari wanita. Jika waria pada umumnya over centil lain cerita dengan nongpoy yang dinobatkan sebagai transgender tercantik sedunia pada tahun 2004.
Luwes bahasa tubuhnya, ekspresi saat tertawa, kaget,  malu, semuanya sangat natural tanpa ingin terlihat cute dan cukup polesan kosmetik sewajarnya. Setiap angle selalu terlihat manis. Rambut-rambut halus sekitar kening, ayunya  dagu, bibir berseri, bersihnya gigi berbaris hingga putihnya telinga sulit menerima bahwa dia pria.

Wajar saja perusahaan nutrisi kecantikan sekelas Furefoo menjadikan dia sebagai ikon produknya, dia kini menjadi model beragam iklan ponsel bahkan pemeran penting bersama aktor papan atas hongkong louis kwoo. Jangankan waria, wanitapun tidak sembarangan bisa menjadi ikon suatu produk.

Ayumi hamazaki artis fenomenal jepang yang ditinggal ayah kandung saat balita bisa bertahan bertahun-tahun menjadi duta perusahaan kosmetik “kose”, fyi kose lipstik terjual 500.000 pcs dalam dua hari setelah ayumi menggunakannya dalam sebuah iklan, “wacoal”, “bvlgary” divisi perhiasaannya, panasonic, honda dll Itu semua harus ditunjang dengan attitude profesional dan prestasi karir. Salah satu penjualan albumnya yang disitu ada lagu berjudul “M” terjual hingga 4,235,887 kopi. Pantas saja kini dia dinobatkan sebagai diva asia karna belum ada prestasi tertoreh seperti itu.

Miris  mendengar seorang peserta pemenang kontes transgender di thailand, dia berkata dengan mata berkaca “saya ingin pulang dan ayah saya menerima saya bukan hanya sebagai anak lakinya tapi anak perempuannya yang menjadi pemenang”. Yaah bagaimana lagi orang memang tidak tahu/kurang bimbingan agama mungkin.

Saya masih mencari beragam informasi tentang kelainan kromosom gen dsb karna itu sangat mempengaruhi keadaan jiwa seseorang. Jika didikan maskulin dari sang ayah minim bahkan nihil maka seorang anak laki bisa berwatak feminim, apalagi jika ayahnya meninggalkannya.

Saya jadi ingat dulu waktu masih tk atau kelas 1 sd, saya bermain kutex dan memoles kuku meniru kakak perempuan saya. Namanya anak kecil kadang saya marahan dengan kakak hingga saya merasa benci terhadap wanita, jika ada cowok pdkt ke kakak saya, saya merasa aneh, “hmmm orang nyebelin gitu koq ada yang suka”. Dan waktu kuliah kawan saya pernah bilang “hhh, kamu mah aneh dingin sama cewe”, dan sekarangpun saya dingin di kantor terhadap cewek cantik sekalipun, di media sosial jarang saya nimbrung komen di wall temen-temen cewe padahal kawan-kawan saya begitu heboh, bagi saya cewe hanyalah mahluk penggoda dengan beragam penyakit organ reproduksi.

Tapi bukan berarti saya tidak menerima wanita, buktinya saya bisa menikah dan memiliki dua buah hati. Jika niat saya bisa berjam-jam bicara dengan wanita, terutama ibu-ibu ^_^. Saya bersyukur diberi jalan seperti ini hingga saya bisa menulis seperti ini. Jika anda memiliki anak, awasi prilaku anak, jangan biarkan dia asyik dan menikmati kebahagiaan batin yang salah.
Suatu senja saya bertemu dengan sebuah keluarga muda, ibu muda cantik itu menggendong bayi, anak lainnya yang “cantik” itu lincah bermain. Lalu ada percakapan :

Pasien :  “mas, tu anak cewe atau cowo?”
saya         : “ya cewe lah”
Pasien : “bukan hehe tu anak cowo”
saya         : “masa cantik gitu, itu badannya juga lentik, kakinya juga kaya cewe”

singkat cerita saya beranikan diri membuka pembicaraan dengan ibu yang menggendong bayi itu.

Saya : “bu, maaf ya, itu anak ibu cowo?”
Ibu   :  “iya itu cowo”
Saya : “cantik yaa ^_^ , sekarang kelas nol besar kali yaa?”
Ibu : “ya, masih tk nanti kalo masuk sd rambutnya harus dipotong”
Saya : “kalo di sekolah mainnya seringnya ma cewe atau cowo bu?”
Ibu : “ya sama cowo”
Saya : “bu, boleh difoto yaa?”
Ibu : “ya, sok aja”

Jika waktu memungkinkan, ingin bicara lebih lanjut tapi bisa saja suaminya agak risih, saya belum meminta izin akan menyebarkan fotonya di internet karnanya jika suatu saat ada pihak keberatan akan saya hapus. Btw anak itu normal ya.
Banyak orang mengagungkan hak asasi manusia dengan berkata manusia berhak menentukan jenis kelaminnya jika sudah dewasa kelak, manusia memiliki hak secara penuh menentukan jalan hidupnya.

Saya hanya berpikir jika mayoritas penduduk bumi homosex atau lesbian pastinya generasi ini akan punah, minim kelahiran. Menjunjung hak dengan kebablasan malah memusnahkan peradaban. Tapi lama-lama saya berpikir segala sesuatu terjadi di dunia ini atas izinNya, tinggalkan yang buruk pelajari yang baik.

.......saya suka berpikir jika saya berkenalan dengan sosok secantik nongpoy lalu saya jatuh cinta dan tidak tahu, gimana ya rasanya? :p
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Copyright © taman senja. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design