ADSENSE HERE!
Sebenarnya bila semua harga sama di seluruh pelosok indonesia maka dengan menjamurnya minimarket/hypermaket dimana-mana tidak akan membawa pengaruh yang menggangu kepada pedagang tradisional seperti pasar2, pemilik warung dan sebangsanya, tapi kenyataanya di warung sebungkus "mie sedap" harganya rp 2500 lalu di hypermarket rp 2000, dan kadang2 di minimarket ada promo rp. 5.000 dapat 3 bungkus, inilah yang menyebabkan masyarakat memilih belanja di hypermarket/minimarket.
Sebagai masyarakat biasa, bukan pejabat atau simpatisan partai besar saat kita teriak2 pada pemerintah protes sana sini ya percuma, kita akan berhadapan dengan orang-orang yang berkuasa dari mulai rt, rw, kelurahan, kecamatan dan anggota2 dewan dan pemimpin daerah yang mengijinkan beroperasinya minimarket/hypermarket.
Maaf ya perilaku pemerintah kita dalam mengelola sembako, bbm selalu penuh kericuhan, lalu apa solusinya?
dimulai dari diri kita sendiri deh, yang kita mampu lakukan aja dulu
Pasti kita semua rutin belanja bulanan untuk membeli sabun cuci, detergent, pasta gigi, minyak goreng dsb. Belanjalah di warung terdekat tak peduli harganya berapa, niatkan amal dan ihklaskan saja bila ada selisih harga.
Saya pernah berjualan, mulai dari jualan selimut di gasibu bandung, jualan makanan di sd kadang dapat rp 50.000 lalu dapat rp 17.000, buka warteg...sepi karna lokasi komplek perumahan yang sepi, rental komputer lalu tutup karna semakin murahnya komputer dan banyaknya pelajar yang memiliki laptop, dsb.
Berwirausaha itu saat ada yang beli percaya diri dan semangat tapi saat tidak ada yang beli tak dipungkiri hati ini sedih, saat belanja untuk usaha masakan warteg misal beli ayam, bumbu, sayur yang semuanya tidak murah lalu tak ada yang mencicipi.
Karna saya tahu sedihnya berjualan saat tak ada pembeli maka saya tak ingin membuat orang lain sedih.
Pernah suatu waktu di suatu tempat di belakang rumah saya ada warung sepi sekali hampir tidak ada yang beli, dus-dus sabun mandi, pasta gigi sudah pudar saking lamanya dipajang, tapi dengan polosnya/teganya kawan saya memberitahu pada istri saya "jangan beli disitu mahal" padahah dia saudara pemilik warung.
Lihat perilaku sebagian masyarakat kita dengan menggunakan mobil ratusan juta memborong mie instan di hypermarket, juga memborong barang2 promo lainnya hingga ada aturan pembatasan belanja oleh supermarket.
Sebagai masyarakat biasa, bukan pejabat atau simpatisan partai besar saat kita teriak2 pada pemerintah protes sana sini ya percuma, kita akan berhadapan dengan orang-orang yang berkuasa dari mulai rt, rw, kelurahan, kecamatan dan anggota2 dewan dan pemimpin daerah yang mengijinkan beroperasinya minimarket/hypermarket.
Maaf ya perilaku pemerintah kita dalam mengelola sembako, bbm selalu penuh kericuhan, lalu apa solusinya?
dimulai dari diri kita sendiri deh, yang kita mampu lakukan aja dulu
Pasti kita semua rutin belanja bulanan untuk membeli sabun cuci, detergent, pasta gigi, minyak goreng dsb. Belanjalah di warung terdekat tak peduli harganya berapa, niatkan amal dan ihklaskan saja bila ada selisih harga.
Saya pernah berjualan, mulai dari jualan selimut di gasibu bandung, jualan makanan di sd kadang dapat rp 50.000 lalu dapat rp 17.000, buka warteg...sepi karna lokasi komplek perumahan yang sepi, rental komputer lalu tutup karna semakin murahnya komputer dan banyaknya pelajar yang memiliki laptop, dsb.
Berwirausaha itu saat ada yang beli percaya diri dan semangat tapi saat tidak ada yang beli tak dipungkiri hati ini sedih, saat belanja untuk usaha masakan warteg misal beli ayam, bumbu, sayur yang semuanya tidak murah lalu tak ada yang mencicipi.
Karna saya tahu sedihnya berjualan saat tak ada pembeli maka saya tak ingin membuat orang lain sedih.
Pernah suatu waktu di suatu tempat di belakang rumah saya ada warung sepi sekali hampir tidak ada yang beli, dus-dus sabun mandi, pasta gigi sudah pudar saking lamanya dipajang, tapi dengan polosnya/teganya kawan saya memberitahu pada istri saya "jangan beli disitu mahal" padahah dia saudara pemilik warung.
Lihat perilaku sebagian masyarakat kita dengan menggunakan mobil ratusan juta memborong mie instan di hypermarket, juga memborong barang2 promo lainnya hingga ada aturan pembatasan belanja oleh supermarket.
Memang tidak salah dan tidak ada hukum yang melarang tapi saya hanya ke supermarket membeli barang yang tidak ada di warung. Beli selai blueberry, beli ikan tuna atau bumbu-bumbu aneh yang jarang ditemukan di warung seperti daun oregano misalnya.
Sayapun tak mengharamkan belanja di hypermarket karna disanapun ada saudara2 kita sebagai karyawan yang bekerja disana. Jadilah pembeli fleksibel, dinamis dan cerdas.
Sekali lagi biasakan belanja di warung carilah warung yang paling sepi, buatlah percaya dirinya tumbuh, kesedihannya sirna sehingga dia semakin yakin bahwa Sang Pengatur rezeki maha adil dan penyayang.
Sayapun tak mengharamkan belanja di hypermarket karna disanapun ada saudara2 kita sebagai karyawan yang bekerja disana. Jadilah pembeli fleksibel, dinamis dan cerdas.
Sekali lagi biasakan belanja di warung carilah warung yang paling sepi, buatlah percaya dirinya tumbuh, kesedihannya sirna sehingga dia semakin yakin bahwa Sang Pengatur rezeki maha adil dan penyayang.
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment