ADSENSE HERE!
Waktu sekolah dulu seringkali diadakan lomba.
Ada lomba mewarnai, lari,dsb lalu dipilihlah juara kesatu, kedua, ketiga dst
Kita sejak kecil dilombakan dan diarahkan untuk menjadi juara
Ada lomba mewarnai, lari,dsb lalu dipilihlah juara kesatu, kedua, ketiga dst
Kita sejak kecil dilombakan dan diarahkan untuk menjadi juara
"kamu harus juara"
"kamu harus hebat"
"kamu harus pintar"
"kamu harus cepat "
dsb
Saat dewasa kita bersaing hingga lupa misal ada dua orang sahabat karib ditempatkan pada tempat dan tugas yang sama tapi saat terjadi kesalahan kerja, mereka saling menjatuhkan dan lempar kesalahan.
Metromini kebut-kebutan kejar setoran masuk kali ada korban jiwa, kaum bermobil pun tak jauh beda, bila anda sering ke luar kota lewat toll, anda sering menyetir sendiri, rasakan betapa tak nyamannya di toll, disalip dari kiri, di klakson dari kanan, padahal toll itu bukan tempat rally.
Di dalam kota pun tak jauh beda, saling serobot, ingin tercepat bahkan trotoar pun dipakai oleh pengendara sepeda motor, bila ada pejabat korupsi teriak paling keras sembari dia sendiri tak tahu malu memakai trotoar yg haknya pejalan kaki
Sebagian manusia ingin hidup lebih baik dengan memiliki mobil bagus, rumah luas misalnya tapi dengan cara tergesa-gesa, jadi pegawai pemerintah padahal menerima berbagai tunjangan, gaji mapan dan selalu naik gaji tapi masih saja menerima suap (saya pun bosan menulis hal ini dan anda pun jenuh mendengar kata korupsi kan?), jadi pedagang dengan rakus menarik keuntungan yang besar mentang2 hanya dia yang punya barang, menimbun, seperti menimbun bawang putih misalnya, tak peduli dengan kesulitan org akibat kelakuannya.
Dalam debat kita tak mau kalah, mempermalukan, menghina, dan ciri-ciri otak yang kalah akan muntahlah kata-kata kotor. Baginya debat adalah pamer pengetahuan, menertawakan kebodohan, bukan belajar bersama saling mencerdaskan.
Bersaing boleh, ingin menaikan taraf ekonomi tidak dilarang tapi bila dilakukan dengan melanggar hukum, merusak alam dan merugikan bangsa negara maka bukanlah disebut manusia.
Pembalakan hutan, ngebom di laut untuk mencari ikan, pangkas gunung/tanah liat...wujud manusia tapi brutal, kejam, tidak manusiawi hidup berdasarkan insting menyerang hewani.
Akankah kita bicara terhadap anak seperti ini?
"kamu besok lomba renang, menang kalah itu biasa yang penting kamu berani menyelam ke air"
"kamu besok tanding sepak bola, menang kalah itu biasa yang penting kamu tambah teman"
"kamu besok lomba gambar, gambar yang bagus dan bersyukurlah kamu memiliki tangan dan mata"
"kamu harus hebat"
"kamu harus pintar"
"kamu harus cepat "
dsb
Saat dewasa kita bersaing hingga lupa misal ada dua orang sahabat karib ditempatkan pada tempat dan tugas yang sama tapi saat terjadi kesalahan kerja, mereka saling menjatuhkan dan lempar kesalahan.
Metromini kebut-kebutan kejar setoran masuk kali ada korban jiwa, kaum bermobil pun tak jauh beda, bila anda sering ke luar kota lewat toll, anda sering menyetir sendiri, rasakan betapa tak nyamannya di toll, disalip dari kiri, di klakson dari kanan, padahal toll itu bukan tempat rally.
Di dalam kota pun tak jauh beda, saling serobot, ingin tercepat bahkan trotoar pun dipakai oleh pengendara sepeda motor, bila ada pejabat korupsi teriak paling keras sembari dia sendiri tak tahu malu memakai trotoar yg haknya pejalan kaki
Sebagian manusia ingin hidup lebih baik dengan memiliki mobil bagus, rumah luas misalnya tapi dengan cara tergesa-gesa, jadi pegawai pemerintah padahal menerima berbagai tunjangan, gaji mapan dan selalu naik gaji tapi masih saja menerima suap (saya pun bosan menulis hal ini dan anda pun jenuh mendengar kata korupsi kan?), jadi pedagang dengan rakus menarik keuntungan yang besar mentang2 hanya dia yang punya barang, menimbun, seperti menimbun bawang putih misalnya, tak peduli dengan kesulitan org akibat kelakuannya.
Dalam debat kita tak mau kalah, mempermalukan, menghina, dan ciri-ciri otak yang kalah akan muntahlah kata-kata kotor. Baginya debat adalah pamer pengetahuan, menertawakan kebodohan, bukan belajar bersama saling mencerdaskan.
Bersaing boleh, ingin menaikan taraf ekonomi tidak dilarang tapi bila dilakukan dengan melanggar hukum, merusak alam dan merugikan bangsa negara maka bukanlah disebut manusia.
Pembalakan hutan, ngebom di laut untuk mencari ikan, pangkas gunung/tanah liat...wujud manusia tapi brutal, kejam, tidak manusiawi hidup berdasarkan insting menyerang hewani.
Akankah kita bicara terhadap anak seperti ini?
"kamu besok lomba renang, menang kalah itu biasa yang penting kamu berani menyelam ke air"
"kamu besok tanding sepak bola, menang kalah itu biasa yang penting kamu tambah teman"
"kamu besok lomba gambar, gambar yang bagus dan bersyukurlah kamu memiliki tangan dan mata"
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment