Samar-samar saya ingat memasang piringan hitam pada pemutar bermerek “grundig” yang sebesar bufet tv di tahun 80an. Saat smp/smu tahun 90an saya harus menabung untuk membeli kaset “bon jovi”, kadang membajaknya dengan menggunakan double tape. Sekitar tahun 1995 kadang begadang untuk menonton “alternative nation” di “anteve”. Sekarang sudah ada tv kabel, internet, ponsel jadi tontonan semacam itu sudah mudah dan tidak unik lagi.
Sebuah motor/mobil bisa terbeli dari hasil rekaman lagu, ujar tetangga saya yang gitaris sejak tahun 70an.
Sebuah rumah bisa dibangun dari hasil menerbitkan sebuah buku di tahun 70an, sekarang?
Suara drum yang bagus itu berawal dari drum yang bagus, posisi dan mike yang benar juga cara memukul yang benar tapi sekarang? Tinggal membuat skema “midi” di program pc misal lalu pilih ratusan jenis suara drum tanpa perlu sekalipun memukul drum.
Hasil rekaman atau cetakan dibajak dalam sekejap dalam bentuk digital dan jika bosan dengan mudah di “delete” dari pc atau ponsel. Butuh biaya besar untuk merekam sebuah lagu/musik dsb, memerlukan pita yang mahal jadi seorang musisi/penyanyi/seniman perlu berlatih dulu sebelum rekaman, berbeda dengan sekarang merekam bisa dirumah bernyanyi empat baris “pause” tarik nafas lanjut “record” lagi ambil terbagus lalu unggah di youtube misal, mudah terkenal tapi mudah juga dilupakan karna ada jutaan manusia dari berbagai penjuru dunia memiliki skill yang sama.
Hampir semua manusia mengenal “bethoven” kenapa? Karna sesuatu yang dibuat tidak dengan asal-asalan pastilah akan gemilang.
Hampir semua orang mengenal pyramid, candi borobudur, lukisan monalisa dan karya-karya fenomenal lainnya, sementara karya masa kini mana yang fenomenal? “windows” bill gates mungkin.
Dalam dunia fotografi pun sama, pada era manual dulu perlu biaya untuk mencuci, memilah, mencetak foto lalu orang tua kita memajangnya, menyimpannya dalam album dan awet belasan tahun. Kita bisa tahu waktu perayaan usia balita ulang tahun dulu.
Untuk membuat secangkir kopi di tahun 80/90an dimana kompor gas masih jarang, perlu sebatang korek api, kompor minyak tanah dan sebuah panci tapi sekarang hanya perlu dispenser, bahkan anak seusia sd sekarang belum mengerti bagaimana ada air panas dikamar mandi, semua tinggal pasang baik pemanas air bertenaga matahari, gas dsb.
Dalam dunia otomotif juga banyak contoh, mobil eropa/amerika tahun 80/90an plat bodynya 08mm berbeda dengan mobil sekarang yang plat bodynya 0,9mm, tujuannya agar ringan dan ekonomis. Memang mobil sekarang dari segi performa lebih gesit dan irit. Jika anda memiliki sedan tahun 70an seharga rp 50juta lalu dicuri, pastilah akan merasa kehilangan karna sulit lagi mencari pengantinya, berbeda jika anda kehilangan sedan keluaran tahun 2000an walaupun lebih mahal tapi masih banyak penggantinya.
Setiap generasi memiliki keunikan plus minus tapi yang saya rasakan generasi sekarang itu terburu-buru baik secara fisik maupun psikis, saat di jalan raya sepertinya rugi besar jika berhenti sebentar lalu mempersilahkan orang/kendaraan menyebrang.
Karna stress dijalan maka hidup rendah adab, jalan toll dijadikan ajang balap misalnya, ini contok fisik yang jelas kentara sementara contoh psikis yaitu rendahnya tingkat rasa sabar dalam berusaha, berwiraswasta misal kurang tekun sabar meniti setahap-demi setahap.
Anak-anak muda yang sukses mendirikan perusahaan baju, tas, kuliner banyak juga tapi lebih banyak lagi yang asal-asalan dalam hidup, mengunakan waktu seenaknya, membelanjakan uang penuh nafsu padahal barang yang dia beli tidak mengubah/memperbaiki hidupnya.
Semua kembali pada bagaimana kita menghargai hidup ini, jika musisi klasik dahulu menciptakan lagu melegenda mendunia karna bersungguh-sungguh dan karyanyapun tidak sembarangan orang mampu mainkan. Jika orang-orang abad 17/18 mendekorasi bangunan begitu megah dan unik sehingga menjadi impian tujuan wisata jutaan orang. Jika nenek moyang kita meracik “rendang” dengan begitu teliti sehingga makanan ini terkenal ke luar negeri?,
Semua terjadi karna kita sungguh-sungguh dan menghargai hidup ini