monolog blog

integritas

ADSENSE HERE!
Buat anda yang pernah kerja di jepang, korea dsb mungkin cerita ini tidak asing, setidaknya saya menyampaikan dengan gaya berbeda.
Suatu siang saya bicara dengan pemilik toko roti langganan saya.


Saya : “om dari jepang ya? Udah jadi warga negara sini?”
Pemilik toko : ”ya sudah, sejak 2014 saya buka usaha”
Saya : “om, jepang kan negara teratur, bersih, koq milih tinggal disini?”
Pemilik toko : “ya disini peluang usaha masih banyak”
Saya : “om, anak muda jepang sekarang disiplinnya masih kaya dulu ngga? Kl saya liat dari drama-dramanya kan banyak ngajarin hepi-hepi aja dsb”

Pemilik toko : “ya bergeser tapi kl dunia kerja ya masih disiplin, dulu saya kerja di hotel bintang lima, kl ada yang salah kami dipukul sama senior-senior, itu pelajaran biar kita ingat terus dan ngga akan ngulang kesalahan, kl disini kan terlalu memaafkan, salah dimaafkan, pake barang perusahaan dimaafkan, kita itu kerja bukan absen datang pulang tapi apa yang kita dapat, dedikasi dsb, celana ini (dia menunjukan celana pdl belel) sejak smu saya pake, saya harus disiplin tahu prioritas”,

Saya jadi teringat nabi yang pakaiannya hanya tiga kalo ngga salah. Toko roti itu setiap hari memasang  lowongan kerja syaratnya hanya satu “mau belajar”, omongan pemilik toko itu sama persis dengan pembicaraan saya dengan jubir pada seminar yang seorang dokter, saya menanyakan tentang arti value waktu itu.

Suatu waktu motor kantor mogok, saya minta tolong teman tolong belikan busi lalu teman menjawab “malam gini mana ada toko buka”, akhirnya saya beli busi dengan sepeda walaupun hujan dan teman masih asik dengan ponselnya.

Orang seringkali mencari beragam alasan untuk memelihara kemalasannya padahal bos minta disiplin ya untuk kemajuan karyawan juga, bos minta jujur yaa pahala jujurnya buat karyawan juga. Bos mengkritik lalu karyawan sakit hati menggunjing dsb.

Karyawan jujur, berusaha mengisi kegiatan positif diwaktu luang kerjanya, bersih-bersih misal walaupun tidak dihargai dengan pujian dan uang tetap saja lakukan toh pada akhirnya uang bukan ukurannya tapi usia kita digunakan untuk apa.

Selama pr-pr seperti ini dibiarkan….jangan ngarep deh islam bangkit.
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Copyright © taman senja. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design