monolog blog

digital life style

ADSENSE HERE!


Tahun 90an kamera digital belum marak, mau selfie? Harus rogoh kocek beli negatif film plus ongkos cuci cetak bahkan kamera analog manual fokus adalah barang mahal untuk sebagian orang, kita pasti hanya jepret momen yang bagus. Ngga mungkin difoto pas lagi marah atau bangun tidur pas muka berminyak :p

Sekarang  mentang-mentang semua serba mudah dan murah, jadinya asal jepret, share seenaknya. Maaf-maaf buat yang doyan upload gambar cewe seksi vulgar bin seronok, pernahkah anda berpikir suatu saat putri anda difoto dan diuplod orang tak bertanggung jawab pas dia berenang atau di dalam kamar mandi hotel yang disadap kamera misalnya?

Dalam tayangan film dokumenter, para belia di Philipina berpose seksi dalam akun medsos mereka. Tak lama kemudian konsumen dari beragam negara mengajak chat, singkatnya mereka berkenalan dan janjian kencan. Para belia itu bermain seorang diri lalu dibayar dan tentunya harus melayani selera konsumen dengan puas. Ada juga yang dikoordinir oleh mucikari setempat untuk melayani konsumen-konsumen pedofilia misalnya.

Para belia itu melakukan itu demi uang, dimanapun kemiskinan menghinakan. Kabar baiknya ada dari sebagian mereka bisa diselamatkan dan para mucikari itu berhasil ditangkap dan dipenjara. Para belia itu direhab pada sebuah panti. Dalam panti itu ada sesi “expression therapy” dimana para belia itu ditempatkan pada sebuah ruang dengan dinding busa. Mereka bebas mengeluarkan semua amarah, berteriak memukul melepaskan semua emosi dan pengalaman kekerasan seksual baik dirumah, di sekolah, di jalan dan di tempat prostitusi yang dulu pernah mereka alami.

Jika anda tidak iba saat melihat mereka marah, menangis dan putus asa, saya meragukan anda memiliki iman dan nurani. Jika anda masih gemar upload foto-foto vulgar berarti anda secara tidak langsung mendukung pornografi di media sosial. Semakin pria memuji seorang wanita yang berpose sensual di media sosial maka semakin berani dan lupa diri para pelaku selfie tersebut.

Jika anda masih saja meremehkan pornografi dan pura-pura tidak tahu atau rezeki anda tetap deras-deras saja...yah bagaimana lagi, mungkin memang itu kualitas anda.

Buat anda yang gemar menebar kebencian, fitnah-fitnah, itukah hasil dari pendalaman agama anda? Semua ujungnya pilihan, jika seumur hidupnya menghiasi wall pribadinya dengan kebencian maka tak ada bedanya dia merekam benci ke dalam memori otaknya.

Apakah pemirsa yakin seseorang memiliki hubungan baik dengan Sang Pencipta jika dia selalu bermasalah dan tak peduli dengan sesamanya?
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Copyright © taman senja. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design