monolog blog

bernarkah itu mimpiku?

ADSENSE HERE!
Katanya jika mendengar kata Allah tapi hati kita biasa saja berarti tak mencintai
Mendengar lantunan seorang mengaji tapi tak tersentuh berarti keras hati.


Di negara berpenduduk mayoritas muslim seperti indonesia suara adzan terdengar lima kali sehari. Suara orang mengaji baik di layar kaca atau saat ramadhan pada kajian-kajian di masjid banyak ditemukan.


Jika anda sudah menikah saat ini lalu tiba-tiba di sekitar anda terdengar suara sahabat/orang yang pernah sangat dekat mungkin anda akan kaget, jika tiba-tiba seseorang menyebut nama orang itu yang sekarang bukan jadi pasangan anda mungkin anda akan menarik nafas panjang atas rindu yang tak pernah tersalurkan.


Mengapa kita merasa seperti itu? Cintakah?

Mungkin kita bisa mengelak “ah kami hanya sahabat, ah hanya cocok ngobrol aja, ah kalo emang saling suka kenapa dulu kita ngga jadian dsb dst”

Hanya hati kita sendiri yang mengakui jawabannya.



Cinta kadang membuat orang dewasa bagai anak belia

Membuat orang pintar menjadi bodoh

Membuat orang bodoh menjadi tersesat


Hanya dengan mengingat wajahnya kita selalu tersenyum

Bahkan kita seperti juri idol-idol, kita tahu persis intonasi, gaya, jenis suara orang yang kita cintai.

Kadang pula sms-sms darinya tidak kita hapus walaupun sudah berminggu-minggu dan kita baca ulang sembari tersenyum.

Jika cinta sudah mengendap akan menyebar dalam aliran darah mewarnai hati yang ghaib.

Hati setiap manusia sama terdiri dari segumpal darah dan daging tapi berbeda rasa.



Orang memeluk agama islam dengan mengucap kalimat syahadat

Berjanji atas nama Allah swt, walaupun dia solat dengan malas, hapalan surat itu-itu saja, pura-pura lupa akan larangan agama tapi tetap keimannya yakin islamlah penuntun dan penyelamat hidupnya.


Anda-anda yang pernah bekerja di jepang, amerika atau negara minoritas muslim, saat idul fitri, idul adha atau liburan tapi tidak bisa mudik pastilah anda rindu berat pada indonesia.


Jika anda dalam kesibukan, dalam kesendirian di apartemen yang bersuhu beku menatap jendela terhampar salju nan sepi, negara maju segala teratur, canggih,bersih nyaman materi melimpah namun kita tidak akan menemukan sekelompok anak berpeci bergerombol menuju masjid di sore hari, sekelompok ibu-ibu pengajian majelis taklim dengan segala cerewetnya dan hijabnya... saya yakin hati anda akan terenyuh bahkan bulir air mata jatuh apalagi misalnya anda samar-samar mendengar seseorang mengaji.


Wanita-wanita bule itu cantik cerdas dan pandai bersolek memadukan pakaian yang pas dan memikat pria tapi banyakkah yang menggendong anak? Kalau mendorong roda bayi sih ada, adakah wanita sana berdagang gorengan di pinggir jalan sembari menggendong anaknya? Cinta mulia ada di pemandangan-pemandangan sederhana, gaya hidup kampungan, ekonomi pinggiran, orang-orang yang tidak diperhitungkan.



Saat ashar terdengar adzan mengalun lemah dari masjid yang jauh, saya jadi teringat masa lajang dan menganggur dulu. Saat solat dijadikan pelarian atas kesepian atau keinginan yang belum tercapai. Dalam beberapa jeda usia saat itu solat menjadi ketenangan dan dirindukan.


Saat sudah berkarir dan berkeluarga namun solat malah tergesa-gesa saat waktu kerja misal, kadang tidak konsentrasi mengingat apa yang akan dikerjakan. Berselisih paham dengan teman atau pimpinan dijadikan alasan solat tidak khusyu.


Semoga kesibukan kita di dunia tidak memudarkan kita mencintai agama
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Copyright © taman senja. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design