monolog blog

gila

ADSENSE HERE!

intro....
Saya sulit menemukan teman untuk diskusi, jikapun ada belum tentu dia berminat. Saat sulit bicara akhirnya saya menulis. Mungkin egois memaksa orang mendengarkan otak saya ....toh saya tidak memaksa anda untuk membaca

story....
Ada dua kawan saya yang menjadi gila, yang satu akrab dia suka main dan pernah nginap di rumah. Gejala awalnya sering linglung, bertanya hal yang sama berulang-ulang, asik dengan dunianya dan akhirnya meninggal saat masih smu. Yang satu lagi sekarang masih hidup kadang bertelanjang dada keliling komplek. Apakah orangtuanya akan merasa kehilangan jika anaknya meninggal?

Pernahkah berpikir misalnya nanti istri anda menjadi pikun dan gila? Apakah anda akan tetap menjaganya atau mengirimkannya ke panti sosial? Mungkin anda akan sedih karna dia tidak mungkin lagi bisa mengasuh anak-anak atau malah yess dijadikan alasan untuk menikah lagi :p .

Jika anda menikah lagi, mungkin sebagian orang akan menerima dan mengerti keputusan anda tapi bisa saja mertua anda sangat membenci anda. Cari istri jangan melihat fisik, okelah namun jika istri menjadi gila? Gimana coba?.

Anda bisa bilang “saya dulu hidup bersamanya, mencintainya, mengurusnya dsb tapi sekarang dia telah berubah, saya tidak mengenalnya lagi dan dia pun sudah tidak mengenal saya sebagai suaminya, wajarkan saya meninggalkannya? Tapi saya masih membiayai hidupnya koq”. Mungkin itulah argumen anda.

^_^ mmm jadi malu ngomongnya :p misalkan saya punya temen transgender cewe cantik, pastinya kw kan?. Kebetulan temen saya ada yang jomblo nih minta dicariin jodoh nah saya kenalin tuh cewe kw padanya. Si cowo itu ngga tahu bahwa cewe itu kw, singkat cerita kenalan, jalan, jadian trus meningkat ke jenjang serius.  Si cowo itu ngajak nikah,pokoknya terkesima banget deh ma cwe kw itu.

Lalu dengan berat hati saya bocorkan kejahilan saya, saya katakan sebenarnya bahwa cewe yang akan dia nikahi itu kw. Gimana ya pemirsa reaksi temen saya yang cowo itu? Mungkin marah banget atau malah ketawa atau bisa juga nekat maju terus apapun yang terjadi, masalah ingin punya anak bisa adopsi dsb.

Diskusi ini saya batasi jangan bawa-bawa agama dulu ya masalahnya nanti bisa melebar. Jika si cowo itu beragumen, okelah dia dulunya cowo trus gender swap jadi cewe, kan sekarang sikap dan jiwanya sudah jadi cewe dan saya menyukainya bukan menyukai dia yang dulu tapi dia yang sekarang, bisa kan?

Saya menyadarkannya bahwa secantik-cantiknya kekasihnya tetap saja cowo tapi tetap saja teman saya ngotot bahwa si cewe kw itu bukan cowo lagi sekarang. Dia menikahi hatinya, jiwanya dan sikapnya tak peduli dulunya cowo. Dia  melihat seseorang bukan karna fisik jikapun dia tidak cantik dia terlanjur sayang dan terkesima dengan sikapnya nan anggun.

Pemirsa kita kembali pada kasus istri gila tadi, walaupun sang istri itu wanita cantik misal tapi jika jiwanya sudah gila maka bisa saja suami meninggalkannya, kan menilai orang jangan fisik ya? Dia wanita normal dulu tapi karna gila ya jadi tidak mampu lagi menjadi istri pengasuh rumah tangga.

Pernah anda besebelahan dengan wanita cantik di bis? Awalnya anda jaim tapi lama kelamaan anda penasaran ingin kenalan. Anda kalahkan rasa kikuk anda dan beranikan diri bertanya. Singkat cerita anda akrab dengannya, anda menikmati perjalanan itu dan tak sadar bahwa dia turun dari bis belum memberikan nomor ponsel yang bisa dihubungi. Anda tentu dongkol, “aduh koq bisa-bisanya gue lupa, padahal dia cantik, sayang banget”.

Wanita itu telah membahagiakan anda sesaat padahal anda belum mengenal betul. Bisa jadi itu menjadi salah satu travelling anda yang paling menyenangkan. Jika dia ternyata waria, anda berarti tertipu tapi tetap dia membuat anda terpikat.

Maaf, apakah seorang cowo dalam kamar gelap bisa membedakan dia di kiss bibir cowo atau cewe? Tentunya jangan cowo kumisan yaa .....jika cowo di tempat terang sekalipun berlibur ke thailand misalnya lalu berkenalan dengan cewe palsu dan dia kencan di hotel misalnya apakah dia akan tahu?
Apakah cowo yang berkencan dengan cewe kw tidak akan (maaf) “bangun” hingga “meledak”?

Jika anda pernah bicara pada anak “ah, sedih liburan ngga punya uang ngga bisa ngapa-ngapain” maka dalam otak anak akan tercipta folder baru bahwa sedih itu ngga punya uang.
Lalu anda bertanya pada anak “eh temen kaka cantik-cantik yaa, seneng” maka dalam otak anak tercipta lagi folder baru bahwa seneng itu bersama wanita cantik

Organ tubuh pria tidak bisa membedakan apakah (maaf) pay*dar* wanita itu asli atau hasil implant suntik hormon.
Saat mata pria menatap bagian sensual tubuh wanita kw dan dia tidak tahu, maka imagi tadi membuka folder senang dalam otak untuk menciptakan suasana erotis dsb menggoda hati untuk memuaskan semua nafsu tanpa malu.

Saat seorang suami menikmati foto-foto mantan pacarnya di media sosial misalkan dan berangan-angan ingin bertemu hingga berkencan, sebenarnya bagi saya tidak jauh berbeda dengan seorang pria yang tertipu cewe kw. Dia mengkhayal cerita romantis yang akan didapat melalui gambar-gambar yang didapat melalui matanya. Dia pecinta gambar/fisik, jikapun mantannya ternyata sifatnya tidak jauh beda dengan istrinya, dia terus berkhayal bahwa kencan dengan mantannya akan indah.

Setahu saya tubuh kita terdiri dari materi mati tapi unsurnya bereaksi menjadi hidup ditunjang oleh ruh dan merasa karna jiwa. Mungkin jiwa kita kadang melayang mendekati keagungan Sang Pencipta atau rendah hina nyaman dengan laranganNya.

Apakah anda bisa menangkap benang merah dan hikmah? Atau curiga pada penulis? Xixixi terserah deh :p

ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Copyright © taman senja. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design