monolog blog

music and me

ADSENSE HERE!
Jika mel shandy yang bersuara melengking itu masih muda dan ikutan “akademi fantasi” belum tentu menang.
Jika titi dj yang bersuara merdu dan puitis itu masih muda dan ikutan “I want you” belum tentu disukai......musik, fashion hingga maksiat selalu berubah

Saat ini mungkin ada lagu-lagu dengan dentingan manis piano/keyboard semacam “carrie” europe, “when I see you smile” bad english atau intro unik seperti “I’ll be there for you” bon jovi, “heaven knows “ rick price tapi jikapun ada kenapa ngga melegenda?.
Jangankan di indonesia, dia amrik sana artis smart semacam venessa caltron dengan “thousand miles” nya, “five for fighting” dengan falseto yang menyayat hati memang hits tapi sesaat. Tetap saja yang booming justin bieber :p.

Anda pernah greget kenapa musik sekarang itu kesannya asal jadi atau lagi-lagi RnB ?.  Anda ingat kenapa band sekelas “kangen” band bisa melambung? Tapi band unik semacam “cinnamoon” hanya dikenal sebagian orang. Kenapa “utopia” tidak seheboh “radja”? Padahal dari segi skill personil dan kualitas sound berani diadu? Adakah band seperti “protonema” atau setidaknya “singiku” saat ini?

Yah itulah seni, tidak ada hukum yang pasti. Ada sekolah musik tapi tidak ada sekolah mencipta lagu dijamin laku.
Saya  masih bisa menerima nyelenehnya Astrid tapi saya tidak suka band cengeng apalagi band cowo melayu mendayu.  Ga malu apa ama band cute jepang seperti scandal, supercell dll?  Walau tampang unyu tapi enerjik, kesedihan itu tidak harus disampaikan dengan lembek.

Artist itu ada yang bebas menentukan materi tapi ada juga yang didikte perusahaan rekaman.  Bahkan jika salah satu personil band tampangnya kurang bisa “dijual” alias tidak fotogenic dengan seenaknya bisa ditendang.

Pelaku industri musik belum tentu mengerti seni tapi harus mengerti bisnis, pemilik perusahaan rekaman tidak tahu menahu tentang partitur lagu misalnya tapi yang penting  dia bisa mencari bibit yang bisa dijual apapun jadinya.
Investor, pemilik, para direksi pabrik instrumen musik belum tentu mengerti seni, dia bisa saja menyewa seniman dan insinyur untuk membuat alat musik berkualitas, dia endorse musisi terkenal agar barangnya laku dipercaya publik. Hal ini saya tahu dari majalah musik bulanan lokal juga kawan-kawan musisi indie label.

Saya perhatikan band jepang  seperti perfume, capsule apalagi sang diva ayumi dan kyoko fukada untuk cute itu ngga usah dibloon-bloonin cukup body shake ringan dengan kualitas vocal dan musik yang baik bisa terkesan manis bahkan megah.
Saya kecil tahun 80an, remaja 90an. Bisa saja anda yang lahir tahun 90 atau 2000an kurang setuju dengan pendapat saya itu hak anda.

Sekarang jamannya mie instan, kopi instant, sirup rasa buah bukan dari buah asli yaa akhirnya inspirasinya kw, boring banget liat komentator ajang idol sok girly tapi ngga pantes banget dan komennya melebihi durasi lagunya…nongpoy aja yang cantik ngga kaya gitu :p .

Seni itu cermin apa yang ada di jamannya, jika jamannya instan maka senipun dibuat cepat matang, cepat laku dan cepat lupa…maaf hanya pendapat saja RnB itu ibarat dangdut, yang penting ketukan bikin goyang dengan kostum seronok, vulgar, erotis..
Sebenernya saya bersyukur semakin liar musik dan arahnya tidak jelas untuk dicerna semakin mudah saya meninggalkannya.  ^_^
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Copyright © taman senja. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design