Coba googling “shalat sesuai nabi”, banyak sekali situs yang menerangkan praktek hingga dalilnya.
salah satu cirinya misalnya “bismilah” itu diucap secara samar saat membaca
surat al fatihah. Jika jamaah masih banyak yang belum tahu maka imam boleh membaca
bismilah dikeraskan seperti yang umumnya kita ketahui selama ini.
Menurut saya Islam itu fleksibel jika kita berniat berbuat
baik tapi malah menimbulkan kegelisahan khalayak ramai maka perbuatan itu boleh
ditunda atau dicari cara lain. Saya pernah tinggal di suatu daerah dimana ada
masjid baru disitu. Semua sunnah-sunnah ibadah dilaksanakan di masjid itu namun
karna masyarakat masih awan maka timbulah fitnah seperti ucapan “wah, jangan
solat di masjid itu, dia ngga pake bismilah”.
Kemarin-kemarin media memberitakan seorang penyanyi
menggunakan busana dimana tertera huruf-huruf arab. Sayangnya orang yang
terlihat cendikiawanpun malah menuduh penyanyi itu menistakan agama.
Bisa saja dalam kemasan pakan kucing ada huruf-huruf arab,
bahkan di bungkus kondom pun mungkin ada tulisan arabnya. Karna beragamnya
emosi di indonesia maka dari itu sebaiknya penyanyi tersebut tidak menggunakan
atribut-atribut tulisan arab.
Jikapun dibawa ke ranah hukum, apa salahnya seseorang
membubuhkan tulisan arab yang bukan ayat-ayat quran di kostumnya?
Entah bagaimana benang kusut harus diurai agar bangsa ini
dewasa dalam berpikir.
Banyak orang mengaku ajarannya sempurna tapi buktinya lihat
setiap hari jumat, banyak sekali orang-orang berkostum alim sudah beruban
bahkan mapan berangkat beribadah berpeci tanpa helm. Katanya agamanya cinta
damai. Damai tapi menantang penegak hukum kan?
Apakah bersyukur itu dengan mengabaikan keselamatan?
Berserah diri itu dengan hidup asal-asalan?
Situs gratisan, berbayar, terkenal belum tentu bisa
dipercaya, ngakunya media agama tapi terus menjelek-jelekan seorang gubernur
misalnya, mengatakan sesat padahal sebelumnya belum ada gubernur yang begitu
berani menggebrak busuknya birokrasi di negeri ini.
Seringnya dalam kutbah jumatpun hanya dibahas wajibnya
shalat berjamaah, berlipat pahalanya. Hingga kini belum terdengar ada khatib
berbicara “kalo bisa parkirlah kendaraan anda jauh dari masjid selain
menghindari kerumunan macet disekitar masjid, menghindari polusi udara juga
suara, wudhulah dirumah menghindari antrian.
Ratusan kali kita salat jumat dan keadaannya begitu-begitu
saja motor-motor berisik di sekitar masjid, mobil tersendat sulit parkir,
antrian memanjang di tempat wudhu padahal ada hadist anjuran wudhu dirumah, ada
hadist perbanyak jalan ke masjid tapi prakteknya nihil.
Ada aturan azdan itu dikeraskan/dengan pengeras suara
sedangkan kutbah hanya speaker ruangan saja yang aktif, responnya? “wah ini
islam liberal, konspirasi” , coba dengarkan jika dua masjid berdekatan lalu
saat ceramah jumat kedua speaker luar diaktifkan, pastilah simpang siur berisik
tidak jelas mana yang harus didengar.
Banyak orang semangat dirikan negara islam, kalo kata saya
boro-boro mengangkat derajat islam, mengangkat dirinya agar mulia luwes bergaul
dengan keragaman masyarakat saja belum bisa, emosional, tukang tuduh. Ajaran
berbaik sangka nihil lagi.
Anak muda sibuk gaming, orang tua sibuk kerja, tokoh agama
sibuk debat, di wall medsos ada status “coba tatap tulisan Allah selama 9 detik
tanpa mengedipkan mata lalu alihkan pandangan ke tembok, apa yang terjadi?”,
banyak sekali komen “subhanallah” padahal semua objek jika ditatap dengan lama
ya pasti berbekas di mata. Hal-hal dungu seperti ini bahan tertawaan, memalukan
ilmuwan-ilmuwan muslim terdahulu yang sering dibangga-banggakan.
Ada ikan corak warnanya mirip susunan huruf arab laku jutaan
rupiah, ada awan berbentuk mirip tulisan arab heboh, batu akik bercorak arab
heboh, kabah terlihat jelas dari langit heboh, ya iyalah banyak lampu, jika
awan seperti hello kitty heboh kagak?
Bumi ini terhampar orang-orang cerdas, orang-orang yang
memiliki akidah kuat, keyakinan kokoh bukan karna dihasut, orang-orang yang
mampu membaca keajaiban alam dengan ilmiah bukan mengira-ngira jadi
berhati-hatilah dalam sharing sesuatu di media sosial. Kebenaran mudah di dapat
dan kebodohan menelanjangi dirimu sendiri, mendunia lagi.
Orang berjanggut, berdoa mengangkat tangan, pria bercelana
diatas mata kaki, itu semua ada dalilnya.
ada komen “berjanggut tapi ngga tau ilmu tajwid”
Jadi harusnya gimana bro? jangan berjanggut kalo belum bisa
ngaji?
Semua sunnah itu ada dalilnya, ada perintah berarti ada
maksud.
Memang benar yang dibahas itu jangan hanya menjelek-jelekan
perbedaan, membidah-bidahkan kelompok tapi coba bagaimana ekonomi islam kuat,
islam mandiri. Saya setuju anjuran itu tapi anjuran sunnah dalam berpakain dan
beribadah pun tak kalah penting. Apakah anda mau jika membeli mobil baru asal
jalan saja? Sementara joknya keras, panel-panel dashboard mudah patah dan
kusam? Anda pasti ingin mobil yang sempurna karna itu dibeli dengan susah payah
tapi mengapa kita salat begitu-begitu saja?
Jika pemuka mengatakan riba itu haram, kredit itu tidak sah
karna ada dua perjanjian lantas apa solusinya? Adakah jutawan-jutawan muslim
memberi solusi? Mendirikan koperasi, Memberi kredit tanpa bunga? Jika tidak ada
solusi ya tidak mungkin bisa diamalkan jamaahnya, wong hidup ngga ada
alternatif lain kan?
Saya perlu motor buat jualan cuman punya sejuta buat dp, kl
disebut haram trus harus gimana, ngga jadi sales, ngga usah jualan, istri mo
dikasih makan apa?
Istilah-istilah terlihat keren kebanyakan malah dari
negeri-negeri non muslim, go green, back to nature, safe our planet dsb padahal
islam sudah menuntun hal-hal tersebut. Silahkan anda gugel apakah dibenarkan
dalam islam mengurung hewan dan membiarkannya kelaparan? Bolehkah menyiksa
hewan? Menyembelih dengan pisau tumpul? Apakah kekayaan alam boleh diolah oleh
pribadi? Apakah nyamuk diciptakan tanpa tujuan?
Biasakan cermat dalam menyikapi sesuatu.
Mulailah dengan hal sepele namun penting seperti menggunakan
kantong plastik bekas.
Hindari tergesa-gesa, memberi jalan bagi penyebrang.
Hindari pemborosan bbm walaupun kita mampu membelinya.
Selalu berdoa mendapatkan cahaya Allah swt, diberi
kecerdasan dalam mengelola bumi, mensyukuri alam semesta ini.