monolog blog

jendela

ADSENSE HERE!
Kadang saya mengendap membuka kunci pagar tanpa suara lalu amati keadaan rumah dari jendela. Kedua buah hati saya sibuk dengan “lego” palsu murahannya dan istri sibuk dengan ponselnya.

Sanggupkah jika suatu saat pemandangan itu tidak ada lagi?
Ihklaskah jika suatu saat saya setiap hari mendapatkan rumah kosong tak berpenghuni?
Di tempat kerja kadang saya download “pororo, aikatsu, ben 10 dsb”, saat dirumah putri saya selalu menagih “yah ada film baru?”. Putri saya selalu ingat jika saya berjanji “nanti malem kita goreng kentang yu sambil nonton”, suatu waktu saya tertidur, pas tengah malam saya kaget “siapa yang ke dapur ya?” ternyata istri saya sedang menggoreng kentang karna putri saya tidak bisa tidur.

Saya menemukan dua sepeda anak, otopet di tukang rongsok, dibeli dengan harga sangat murah 50rb rp/buah, saya ganti joknya lalu dicuci. Melihat putri saya berputar-putar riang bagi saya itulah “simple happiness”

Semua kejadian itu selalu membuat saya tersenyum “ya Allah indah sekali rasanya dibutuhkan”. Ternyata keadaan normal itu tidak dialami oleh seluruh manusia, ada seorang anak yang jarang bertemu ayahnya, ternyata ayahnya sudah beristri saat menikahi ibunya. Memang dalam islam dibolehkan tapi kalo bisa jujurlah dengan status daripada jadi masalah dikemudian hari.


Saya ingin menjadi ayah sebaik-baiknya, menjaga agar rumah ini selalu menjadi taman bermain yang riang bagi buah hati dengan kedua orang tua yang mesra. Kadang saya berpikir “gimana ya kalo keceplosan ngomong cerai?” atau keceplosan ngomong “pergi kamu dari rumah ini silahkan mencari suami yang lebih baik”

Kalo hidup standar-standar aja mungkin mental kita juga biasa-biasa saja.
Kalo hidup ringan-ringan saja mungkin otak kita tidak akan berpikir berat.

Saya hanya berpikir jika suatu saat saya berkata cerai ternyata istri biasa-biasa saja malah ternyata merasa senang berarti jelaslah isi hatinya kan?

"Cintailah orang yang kamu cintai sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau benci. Dan, bencilah orang yang kamu benci sewajarnya, boleh jadi pada suatu hari kelak ia akan menjadi orang yang engkau cintai." (HR. At-Tirmidzi)

ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Copyright © taman senja. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design